REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penculikan yang kembali terjadi pada satu WNI di perairan Sulu disebut karena pihak perusahaan dan ABK abai atas peringatan pemerintah yang melarang melalui wilayah tersebut. Menkopolhukam, Wiranto mengatakan mestinya kejadian tersebut tak terjadi lagi.
Wiranto mengatakan, pihaknya bersama negara tetangga, Malaysia dan Filipina sudah sepakat perairan tersebut sangat kritis dan rawan. Pihak otoritas terkait juga sudah memberikan warning kepada perusahaan agar tak melintasi wilayah tersebut sampai trilateral patroli bersama dilaksanakan.
"Kembali lagi ya, sebenernya begini, kita udah sangat berhati-hati memberikan satu tempat di mana di situlah kita harus alert, waspada. Kita harapkan jangan masuk wilayah itu. Yang kena sandera ini kan rata-rata masuk wilayah kritis itu. Itu yang jadi masalah," kata Wiranto di Jatinangor, Senin (8/8).
Wiranto mengatakan, untuk sementara waktu pihak Kementerian Luar Negeri sedang mengumpulkan informasi terkait pembebasan sandera tersebut. Namun, ia menekankan agar semua pihak menahan diri tak melintasi wilayah yang rawan tersebut.
Lebih lanjut, Wiranto enggan memastikan siapa dan di titik mana posisi sandera saat ini. Ia berkilah tak ingin menerima mentah-mentah informasi dari si penawan karena hal tersebut belum tentu benar. "Tunggu saja. Jangan mendahului yang belum selesai," kata Wiranto.