Rabu 10 Aug 2016 01:46 WIB

Kementerian Perindustrian Gali Potensi Ekspor Industri Tenun

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Pramuniaga merapikan kain tenun di stand Jula Huba Ethnic NTT pada Festival Batik Bordir dan Tenun Nusantara 2016 di Graha Manggala Siliwangi, Kota Bandung, Rabu (27/4). (Dede Lukman Hakim)
Foto: Dede Lukman Hakim
Pramuniaga merapikan kain tenun di stand Jula Huba Ethnic NTT pada Festival Batik Bordir dan Tenun Nusantara 2016 di Graha Manggala Siliwangi, Kota Bandung, Rabu (27/4). (Dede Lukman Hakim)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengimbau para perajin industri kecil dan menengah (IKM) tenun untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya alam sebagai bahan baku. Upaya tersebut akan diarahkan kepada penggunaan bahan baku produksi tenun secara swadaya. Di samping itu, Kementerian Perindustrian juga fokus mendorong pertumbuhan dan pengembangan IKM tenun di dalam negeri melalui berbagai pembinaan mulai dari bimbingan teknis, bantuan start-up mesin peralatan, pemberian dampingan tenaga ahli hingga pemasaran.

"Kami juga menyarankan kepada perajin IKM tenun agar memanfaatkan peran Balai Besar Kemenperin untuk mencari solusi permasalahan pada produksi maupun dalam meningkatkan produktivitas melalui kegiatan penelitian dan pengembangan," ujar Airlangga di Jakarta, Selasa (9/8).

Di Indonesia terdapat dua produk unggulan yang dikenal hingga ke mancanegara, yaitu batik dan tenun. Airlangga mengatakan, produk tenun memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap kinerja industri fesyen nasional. Pada 2015, produk fesyen Indonesia telah berhasil memperoleh pangsa pasar yang besar di skala global dengan nilai ekspor mencapai 7,28 miliar dolar AS.

"Seiring teknologi pembuatan tenun yang sudah semakin baik, peluang pasar produknya akan kita dorong untuk bisa masuk ke pasar internasional," kata Airlangga.

Airlangga menjelaskan, tenun secara garis besar diciptakan dalam berbagai warna, corak dan ragam hias. Tenun juga memiliki keterkaitan erat dengan kepercayaan, lingkungan alam serta menjadi bagian penting yang merepresentasikan budaya dan nilai sosial yang berkembang saat ini. Dalam segi fungsi, tenun memiliki beragam kegunaan antara lain, sebagai busana upacara adat, sebagai mahar dalam perkawinan maupun sebagai penunjuk status sosial.

Potensi tenun telah tersebar hampir merata di seluruh wilayah di Indonesia, mulai dari kain Tenun Ulos di Sumatera Utara, Tenun Troso di Jepara, Tenun Endek di Bali, dan Tenun Rote di Nusa Tenggara Timur. "Kreativitas para perajin tenun yang tersebar di seluruh nusantara dalam menghasilkan desain berciri khas menjadi suatu corak budaya," kata Airlangga.

Plt Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengaha (IKM) Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, dukungan promosi tenun terus dijalankan oleh Kemenperin melalui penyelenggaraan Swarna Fest secara yang dilakukan secara berkesinambungan. Event ini bekerja sama dengan desainer profesional yang concern dalam pengembangan tenun.

Kegiatan tersebut sekaligus mempromosikan bermacam variasi warna alam yang saat ini menjadi trend dalam fashion. Dengan demikian dapat mengarahkan IKM tenun untuk menjadi industri yang ramah lingkungan, menghormati para perajin atau pekerja, serta menjual dengan harga yang rasional. Menurut Sigit, upaya ini untuk memenuhi nilai-nilai dalam pencapaian ethical industry.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement