REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama merasa ingin belajar dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam hal penataan trotoar. Basuki alias Ahok memuji kinerja Risma yang telah menata trotoar Surabaya dengan baik.
Menurutnya, Risma bukan tiba-tiba saja mampu melakukan perbaikan itu. Sebab kata dia, Risma mempunyai pengalaman yang cukup karena berlatarbelakang PNS di Dinas Pertamanan.
"Makanya kita mau belajar dari Bu Risma. Bu Risma menata itu butuh tahun (waktu) yang lama. Bu Risma kebetulan jadi Dinas Taman, lalu Bappeda, lalu wakil Wali Kota, lalu Wali Kota lima tahun, itu udah di atas 10 tahun itu," katanya di Balai Kota, Jakarta, Kamis (11/8).
Ahok optimistis tak perlu dua periode untuk menata trotoar Ibu Kota dengan baik. Ia menyebut ada total 2.700 KM panjang trotoar yang harus dibangun. Guna mengefektifkan penataan, ia akan membangun prototipe trotoar yang baik agar masyarakat menyadari pentingnya trotoar.
"Saya nggak usah dua periode. Satu ini, tahun ini juga kelihatan sampai Oktober. Minimal prototipe jalan utama kamu udah liat beda. Supaya kamu ngerti, sebenarnya ada modelnya," ujarnya.
Ahok menilai salah satu permasalahan trotoar karena tak adanya ducting. Ia berharap dengan ducting maka dapat mengurangi beredarnya kabel-kabel di pinggir jalan.
"Masalah di Jakarta itu suka ada trotoar nggak ada ducting. Jadi orang gali kabel fiber optik PLN semua, bongkar lagi. Sekarang saya wajibkan bikin model ada trotoar, semen aja," ujarnya.