REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Taman Ozone adalah kawasan kerja, yang luas dan beragam, rumah dari banyak umat Muslim asal Bangladesh. "Saya tak pernah merasakan tensi semacam ini," kata Nizam Uddin, 57 tahun, supir taksi dan anggota Masjid Al-Furqan Jame, yang mengaku mengenal ulama dan pendampingnya itu, walau tak memiliki hubungan khusus.
"Kami meminta keadilan bagi imam (pemimpin agama)," katanya.
(Baca: NYPD Buru Pembunuh Imam Masjid New York)
Peristiwa itu dapat dianggap sebagai aksi kekerasan cukup parah yang menimpa pemimpin agama setempat dalam beberapa tahun terakhir, kata Ibrahim Hooper, direktur komunikasi nasional Dewan Relasi Amerika-Islam (CAIR), kelompok pembela hak sipil muslim.
Hooper mengatakan ia masih mengingat insiden di masa lalu saat sejumlah imam banyak dilecehkan. "Hal semacam itu terjadi, tetapi sebelumnya mereka tak pernah dibunuh," katanya.
Polisi menyebarkan sketsa pelaku, seorang pria dengan rambut gelap, janggut, dan berkacamata. Polisi mendeskripsikan warna kulit pelaku agak coklat dan diduga umurnya sekitar 30 sampai 40 tahun. Saksi mengaku ke polisi, mereka melihat pelaku yang saat itu memakai kemeja gelap dan celana pendek biru.
Pelaku melarikan diri dengan senjata di tangannya, kata polisi. Rekaman video pengawas menunjukkan, tersangka telah membuntuti korban.
Laporan CAIR dan Universitas Kalifornia di Berkeley pada Juni memperlihatkan, jumlah insiden serangan di masjid meningkat hingga 78 kasus pada 2015. Angka itu dinilai paling tinggi sejak lembaga memulai survai pada 2009.