REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim investigasi pencari fakta atas testimoni gembong narkoba almarhum Freddy Budiman dibentuk. Tim investigasi terdiri dari akademisi, Kompolnas, Setara Institute dengan dipimpin oleh Irwasum Polri.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siraj mengharapkan tim tersebut mengungkap fakta kebenaran. Said juga menilai tim tersebut bekerja untuk mengembalikan nama baik polri.
"Mudah-mudahan bisa mengungkap dalam rangka mengembalikan nama baik polri, tapi tidak semua benar tidak semua salah," ujar Said, usai menerima kunjungan Kapolri, di Kantor PBNU, Jakarta, Kamis (18/8).
Menurut Said, testimoni Freddy tidak sepenuhnya benar. Kendati demikian, testimoni tersebut juga tidak seluruhnya salah.
Namun, yang menjadi kendala saat ini, kata Said, tim investigasi akan menemui kesulitan karena saksi kunci, Freddy telah tewas dieksekusi mati. Said sesungguhnya mengharapkan koordinator KontraS, Haris Azhar yang pertama kali mengungkap testimoni Freddy menyampaikan hal tersebut jauh sebelum eksekusi mati dilakukan.
Sebelumnya dalam testimoni tersebut, Freddy mengungkap terkait keterlibatan aparat penegak hukum dalam bisnis narkoba yang dijalaninya. Bahkan pejabat polri dan BNN disebut menerima setoran dari Freddy.