Selasa 23 Aug 2016 06:05 WIB
Adi Sasono In Memorial

Ikhlas dan Amanah

Adi Sasono
Foto:
Reina Natamihardja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua pekan sudah Adi Sasono meninggalkan kita. Memang, cukup banyak buku-buku ihwal perjalanan almarhum semasa hidup, namun, Republika.co.id memeroleh izin Reina Natamihardja, mantan sekretaris almarhum untuk mengutip tulisan dari blog-nya.

Dalam sub kanal di blog-nya berjudul Adi Sasono In Memorial itu dia pun menuliskan kisahnya dalam beberapa tulisan sebagai berikut....

Bapak, ketika Bapak menawarkan aku untuk tetap di Departemen Koperasi atau pindah ke Bio Farma sebelum serah terima jabatan di Departemen Koperasi. Dengan tegas aku menjawab, "Tidak, Saya ikut Bapak."  Jawaban itu meluncur begitu saja, aku tidak mempersiapkan jawaban karena pertanyaan itu tidak terlintas dalam pikiranku. Spontanitas terjadi karena aku merasa nyaman. Nyaman untuk terus bersama dengan Bapak. (jujur, tidak terbayangkan bagaimana kalau saat itu justru Bapak tidak mau aku dampingi  ? )

Bapak bertanya : "Anda mau berkantor di mana ?" Aku bingung dengan pertanyaan Bapak. "Saya tidak punya kantor. Minggu ini kita berkantor di mobil saja, sambil cari kantor baru," lanjut Bapak sambil tertawa.  

Dan sisa waktu seminggu sejak tanggal 26 Oktober itu, agenda Bapak adalah silaturahmi, ke Kantor ICMI, Habibie Center, Republika, PT Techno Graha, PPA, juga  kunjungan ke para sahabat. Kita sempat berkantor di BNI 46, waktu itu Kantor Habibie Center (awal THC terbentuk).  Kemudian ke Kantor Ibu Dewi Soeprapto, PT Techno Graha, di Permata Plaza, JL. MH Thamrin. Dulu Bapak pernah menjabat di perusahaan ini, dan melepaskannya ketika menjadi Menteri Koperasi.

November pertengahan 1999,  Bapak mengajakku ke satu gedung di kawasan Menteng, tepatnya Jalan Agus Salim 117. Satu tempat yang sangat strategis, dengan cat kuning. "Gedung ini milik Pak Jo, Saya diberikan kesempatan untuk berkantor di sini." itu gambaran yang Bapak berikan tentang gedung ini.

"Kok bisa Pak Jo memberikan kesempatan seperti itu ?"  tanyaku.

"Saya bersilaturahmi dengan Pak Jo, beberapa waktu yang lalu." jawab Bapak sambil tersenyum.  Alhamdulillah ... Back to Silaturahmi, arti, makna, dan hikmahnya.

Sejak Bapak berkantor disana, dan sampai hari ini, Kantor itu disebut dengan GEDUNG KUNING. Di sana lahir Yayasan Indonesia Bangkit. Gerbang Tani Makmur, Jaring Global Nusantara, Jaring Kedai Nusantara, Jaring Telematika Nusantara, dan lain-lain. Dari sana pelajaran dan pengalaman baru lahir, menjadi bekal hingga hari ini. (Dear Pak Jo, Bu Lies, personally, I would like to thank you very much, I got valuable lesson, knowledge and experience)

Aku ingat, ketika Bapak memintaku untuk menjadi salah satu calon legislatif di Partai Merdeka. Padahal Bapak tahu,  aku tidak tertarik dengan bidang itu dan tidak berambisi. Bapak  memintaku untuk masuk dan berkata : "turunlah ke masyarakat, saya tidak meminta Rena untuk "jadi", tapi untuk mendapatkan pengalaman bagaimana caranya  menyentuh rakyat, ketahui apa yang mereka butuhkan, dan bantu apa yang mereka butuhkan. Satu kunci utamanya adalah Ikhlas dan Amanah"   

***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement