REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Seorang delegasi Amerika Serikat tiba di Turki, Senin (22/8) untuk membahas ekstradisi Fethullah Gulen. Gulen dituduh mendalangi kudeta yang gagal 15 Juli.
Sumber dari Kementerian Kehakiman yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, tiga pejabat dari Departemen Kehakiman AS dan satu dari Departemen Luar Negeri tiba di Ankara Senin malam. Mereka memulai pembicaraan dengan pejabat Turki pada Selasa pagi (23/8).
Dilansir dari Middle East Monitor, Selasa (23/8), para pejabat Turki diharapkan akan berbagi informasi tentang empat dokumen berbeda terkait ekstradisi Gulen. Departemen Kehakiman Turki juga akan berbagi bukti penting mengenai keterlibatan Gulen dalam upaya kudeta Juli.
Sementara itu, Gedung Putih mengatakan, Wakil Presiden AS Joe Biden akan mengunjungi Turki pada Rabu (24/8). Kunjungan ini menekankan adanya dukungan kuat berkelanjutan dari Washington pascakudeta gagal.
"Upaya kudeta terus terang dan terbuka dikutuk oleh pemerintah Amerika Serikat dan kami sangat mendukung pemerintahan demokratis dari sekutu kami di Turki," kata juru bicara Josh Earnest kepada wartawan.
Ia menambahkan, Biden akan menegaskan upaya mengekstradisi Gulen diatur pada perjanjian ekstradisi yang sudah ada antara AS dan Turki selama lebih dari 30 tahun.