REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Seorang politikus Prancis, Christian Estrosi mengatakan pengguna media sosial yang menyebarkan foto polisi saat melarang perempuan menggunakan burkini harus diberi sanksi. Menurutnya, petugas hanya mencoba menegakkan aturan yang berlaku.
Ia menilai tidak seharusnya pengguna media sosial yang menyebarkan foto tersebut bersikap menghasut. Banyak kritikan secara luas yang muncul terhadap Pemerintah Prancis karena dinilai sangat diskriminatif.
Dalam beberapa foto yang beredar di media sosial, terlihat empat polisi bersenjata mendatangi perempuan dengan burkini di sebuah pantai di Nice. Kemudian, mereka meminta perempuan itu melepasnya dan dilaporkan ia didenda.
Selain gambar, terdapat sebuah video yang juga memperlihatkan polisi tengah memaksa seorang perempuan untuk keluar dari area pantai. Hal ini bukan karena ia mengenakan burkini, namun jilbab.
"Orang-orang yang menyebarkan foto-foto atas tindakan petugas polisi menjadi ancaman karena menghasut dan mencoba melawan aturan hukum yang berlaku. Mereka harus diadili," ujar Estrosi, dilansir The Independent, Kamis (25/8).
Banyak yang menilai larangan bukrini merupakan tindakan islamofobia. Bahkan, hal ini menimbulkan kebencian terhadap perempuan yang memiliki hak kebebasan berekspresi.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve memperingatkan stigma terhadap Muslim. Menurutnya, penerapan sekularisme dan mengadopsi keputusan tersebut tak harus menyebabkan permusuhan antara orang-orang di Prancis.