Senin 29 Aug 2016 10:07 WIB

Politikus PDIP: Ahok Gagal Atasi Banjir Jakarta

Rep: Agus Raharjo/ Red: Angga Indrawan
 Air memenuhi area parkir basement di Jalan Kemang Raya, Jakarta, Ahad (28/8). (Republika/Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Air memenuhi area parkir basement di Jalan Kemang Raya, Jakarta, Ahad (28/8). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dinilai gagal mengatasi banjir yang terjadi di Jakarta. Politikus PDI Perjuangan, Arteria Dahlan mengatakan, di bawah kepemimpinan Ahok, banjir di Jakarta justru bertambah parah. Hal itu dilihat dari banjir yang terjadi di Kemang, Jakarta Selatan.

Menurut Arteria, banjir yang terjadi di Kemang menjadi bukti bahwa Ahok hanya sesumbar berhasil mengatasi banjir. Sebab, wilayah Kemang seharusnya tidak mengalami banjir dengan curah hujan yang relatif kecil. Namun, faktanya, baru diguyur hujan dengan curah hujan kecil saja, Kemang sudah kebanjiran.

"Kejadian banjir di Kemang suatu bukti kegagalan Ahok dalam mengatasi banjir Jakarta, apalagi kan ini terjadi dalam keadaan curah hujan yang tidak terlalu banyak," tutur Arteria pada wartawan, Senin (29/8).

Anggota Komisi II DPR RI itu menambahkan, apa yang diucapkan Ahok soal banjir bukan hanya tak terbukti, tapi justru makin parah. ‎Sejak dulu, banjir di wilayah Kemang hanya terjadi kala hujan besar dengan intensitas panjang. Namun, baru beberapa hari hujan dengan intensitas kecil di wilayah Jakarta, Kemang sudah dilaporkan tergenang banjir.

PDIP juga menantang Ahok untuk merevitalisasi bantaran sungai Krukut dan sungai lain di wilayah Kemang. Mantan Bupati Belitung Timur itu boleh berteriak keras dalam revitalisasi kawasan Bukit Duri, dan Kampung Pulo,‎ tapi untuk revitalisasi kawasan Kemang seperti tidak bersuara. Ahok dinilai tidak terlihat bekerja untuk wilayah Kemang. Padahal, saat ini, kondisi penataan wilayah di Kemang semakin amburadul.

"Untuk Kemang tidak pernah ada keberanian Ahok untuk tata ulang kawasan Kemang yang tadinya kawasan hunian, sekarang faktanya jadi kawasan yang tidak jelas penataannya," tegas dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement