REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Polisi masih menggali keterangan dari IAH (18), pelaku serangan di Gereja Katholik Stasi Santo Yosep Medan. Kapolresta Medan Kombes Mardiaz Kusin Dwihananto mengatakan, pihaknya masih menelusuri keterlibatan pelaku dengan jaringan teroris.
"Masih kita dalami. Karena sampai tadi pagi, tersangka masih trauma dan syok karena pada saat diamankan jemaat ada sedikit kekerasan fisik untuk menarik dari perbuatannya," kata Mardiaz seusai olah TKP di Gereja Santo Yosep, Senin (29/8).
Mardiaz mengatakan, akibat trauma yang dialami, penyidik belum bisa menggali keterangan yang mendalam dari pelaku. Hari ini, rencananya penyidik akan melanjutkan pemeriksaan terhadap tersangka.
"Untuk motifnya pelaku ini adalah simpatisan dan terinspirasi kejadian-kejadian yang di luar negeri. Tersangka ini mengunduh dari situs-situs di internet," ujar Mardiaz.
Mardiaz mengatakan, hingga saat ini, tersangka yang telah ditetapkan dalam aksi teror ini masih IAH. Pihaknya pun masih mendalami adanya kemungkinan penambahan tersangka. Selain itu, Mardiaz mengatakan, ada kemungkinan, penyidik juga akan melibatkan mantan napi teroris untuk menyusuri keterlibatan pelaku dalam jaringan teroris.
"Terhadap orang yang menyuruh tersangka juga masih kami dalami," ujar dia.
Pihak kepolisian telah selesai melakukan tindakan pertama tempat kejadian perkara (TPTKP) hari ini. Garis polisi yang dipasang mengelilingi gereja ini pun telah dibuka.
TPTKP ini dilakukan tim gabungan Polresta Medan, Polda Sumut dan dibackup Mabes Polri. Gereja Santo Yosep pun telah dinyatakan steril dari benda-benda berbahaya.
"TKP sudah kami bersihkan sisa kejadian kemarin dan telah kami serahkan ke pengurus gereja untuk dibuka kembali," kata Mardiaz. Issha Harruma