REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Peberantasan Korupsi (KPK) menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI serta praktisi pendidikan dalam Festival Anak Jujur 2016. Kegiatan yang bertujuan untuk membentuk generasi antikorupsi sejak dini digelar pada 31 Agustus - 1 September 2016 di Ecovention, Ancol Jakarta.
Ketua KPK Agus Rahardjo percaya, menumbuhkan karakter antikorupsi yang berintegritas pada anak bisa dilakukan dengan mudah, murah dan menyenangkan. Ia mencontohkan, seperti membacakan cerita, bermain, menikmati musik dan budaya.
Agus beranggapan, untuk menciptakan tatanan kehidupan yang bersih, diperlukan sebuah sistem pendidikak antikorupsi. Yakni, dengan mulai mensosialisasikan bentuk-bentuk dan pencegahan terhadap tindak pidana korupsi.
"Antikorupsi semestinya bukan hanya slogan. Nilai itu harus muncul dari jiwa, memahami dan mempraktikkan antikorupsi, dan harus dipupuk sejak dini," kata Agus usai membuka Festival Anak Jujur 2016, Rabu (31/8).
Ia berujar, menanamkan kejujuran itu merupakan tugas bersama antar sekolah, lingkungan dan keluarga. Untuk itu, KPK menyiapkan aplikasi di telepon pintar Jaga Sekolahku yang mempunyai akses pada pengelolaan sekolah. Para orang tua dapat memberikan saran atau kritik pada pihak terkait. Khususnya, apabila ada temuan ketidakjujuran di sekolah. Aplikasi tetsebuk akan mulai diperkenalkan pada orang tua dan sekolah pada Desember mendatang.
"Rakyat semua bisa berpartisipasi pada layanan publik untuk ikut kasih masukan dan laporan. Selamat berkegiatan, semoga bisa siapkan generasi anak jujur yang sehat," tutur Agus.
Festival Anak Jujur 2016 pertama kali digelar untuk membentuk generasi antikorupsi sejak dini. Festival ini merupakan kerja sama antara KPK, Kemendikbud dan praktisi pendidikan. Festival ini diikuti oleh 3.600 anak dari 50 taman kanak-kanak (TK) dan 50 SD se-Jakarta.
(Baca juga: KPK akan Luncurkan Aplikasi Jaga Sekolahku)