Kamis 01 Sep 2016 10:07 WIB

Awas, Mainan Asah Otak Mengandung Bahan Kimia Beracun Beredar di Indonesia

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Nidia Zuraya
Kubus Rubik
Foto: Antara
Kubus Rubik

REPUBLIKA.CO.ID, BaliFokus, sebuah LSM advokasi yang menaruh perhatian pada penanganan bahan kimia dan limbah mensinyalir, beberapa mainan untuk melatih kecerdasan otak kemungkinan mengandung bahan kimia beracun yang berasal dari limbah elektronik daur ulang. Bahan kimia ini bisa merusak sistem saraf pusat dan mengurangi kapasitas intelektual anak-anak.

BaliFokus mengumumkan hasil observasi ini sebagai bagian dari rilis hasil survei global kandungan bahan kimia beracun dalam mainan asah otak pada Scientific Conference on Persistent Organic Pollutants (POPs), konferensi ilmiah tentang polutan organik yang persisten di Firenze, Italia, minggu ini.

Penelitian yang dilakukan oleh IPEN (jaringan masyarakat sipil global yang mempromosikan kebijakan dan praktik kimia yang aman) dan Arnika (sebuah organisasi lingkungan di Republik Ceko) menunjukkan bahwa sampel mainan berbentuk kubus seperti Rubik dari 16 negara, termasuk Indonesia (yang diambil dari Jakarta dan Bali), mengandung kimia polybrominated diphenyl ethers (PBDEs) yang disebut OctaBDE dan/atau DecaBDE.

Kedua zat kimia ini, OctaBDE dan DecaBDE, merupakan kimiawi brominated flame retardant yang banyak digunakan pada casing atau selubung plastik produk elektronik. Zat kimia ini diketahui dapat mengganggu sistem hormon, berdampak negatif perkembangan sistem saraf dan kecerdasan anak.