REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah perahu kayu tak bertuan terbengkalai di tepi Sungai Kragan. Beberapa kayu pada lambung perahu rusak, catnya mengelupas, ranting dan daun menumpuk di bagian belakang.
Tiga tahun lalu, perahu kayu itu masih setia mengantar warga Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar menyebrangi Sungai Kragan atau aliran Sungai Bengawan Solo menuju Kecamatan Kebakkramat. Inilah satu-satunya akses yang tercepat bagi warga Kragan, terlebih bagi para pelajar yang hendak bersekolah di wilayah Kebakkramat.
Perahu itu ditinggal setelah jembatan penghubung di atas jalur Tol Solo-Ketosono rampung. Walau membutuhkan waktu yang lebih lama, sebagian warga Kragan memilih memutar, menempuh jalur tersebut untuk menuju sejumlah wilayah di Timur Karanganyar.
“Pilihan warga dari pada bayar naik perahu lima ribu lebih baik memutar walau jauh. Memang ada alternatif lain untuk menyebrangi Bengawan Solo, yaitu lewat jembatan Sidodadi tapi jarak tempuhnya juga sama lamanya sekitar satu jam naik sepeda motor,” kata Kepala Seksi Pemerintahan Desa Kragan, Mulyono saat Republika.co.id mengunjungi kampung itu pada Kamis (1/9), siang.
Meski telah ada jembatan penghubung di atas jalur Tol Soker dan jembatan Sidodadi. Namun menurut Mulyono, warga masih kesulitan untuk menuju dua jembatan alternatif tersebut. Selain jaraknya cukup jauh, tak satupun moda transportasi umum yang bisa digunakan warga Kragan. Belum lagi sejumlah ruas jalan di desa itu banyak yang rusak dan berlubang.
“Tidak semuanya kan punya sepeda motor, bagi petani yang punya sawah di seberang (Kebakkramat) mereka tetap memilih menyebrangi sungai karena dekat. Masalahnya kalau banjir, tak satu pun berani menyebrang,” tuturnya.
Ia mengatakan, saat ini warga Kragan hanya menunggu janji yang pernah diucapkan Presiden Joko Widodo saat mudik ke kampung masa kecilnya pada Hari Raya Idul Fitri. Warga Kragan berharap sebuah jembatan penghubung desa Kragan menuju Kecamatan Kebakkramat bisa segera dibuat.
Jokowi memang pernah berjanji untuk membuat jembatan di desa tersebut. Ini setelah ia teringat dan menceritakan masa kecilnya yang kesulitan saat hendak berangkat dan pulang sekolah.
“Kalau (pulang) naik bus lewat Desa Keba Kramat, lalu Jalan (menuju sungai) dan melintas naik perahu, naik getek. Nyebrangnya bukan pas banjir, kalau banjir deg-degan. Sudah diusulkan pak Bupati dibuatkan jembatan, nanti di cek oleh Mentri PU,” begitu kata Jokowi saat berkunjunng ke Kragan, Juli lalu.
Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga, Kabuaten Karanganyar, Darmanto mengatakan, keberadaan jembatan penghubung di Desa Kragan memang sangat penting. Dengan adanya jembatan diharapkan juga bisa meningkatkan perekonomian warga.
Ia menyebut, untuk pembuatan jembatan ditaksir bisa mencapai 70 miliar rupiah. Hingga saat ini, pemerintah Kabupaten Karanganyar masih belum mendapat informasi lanjutan terkait pembuatan Jembatan di Kragan.
“Kami sudah kirim proposalnya beberapa hari setelah pak Jokowi berkunjung, kami berharap bisa cepat agar warga mudah aksesnya. Memang kami sudah cermati kalau ada Jembatan bisa membuka akses ke setiap wilayah bahkan lebih dekat,” katanya.