REPUBLIKA.CO.ID, BATU -- Omah Munir, museum yang mendokumentasikan sejarah perjalanan Munir, akan melakukan aksi Kamisan mulai besok, Kamis (8/9). Heni Rochmawati dari sekretariat Omah Munir mengatakan, aksi diam setiap Kamis ini akan mulai dikenalkan di Alun-Alun Kota Batu.
"Ini sebagai wujud desakan aktivis Kota Batu agar pemerintah segera mengusut kasus kematian Munir dan pelanggaran HAM lain di Indonesia," kata Heni saat ditemui ketika berziarah ke makam Munir, Rabu (8/9).
Pada 7 September 2004, Munir meninggal karena racun arsenik dalam perjalanan di pesawat menuju Belanda. Ia menuju Negeri Kincir Angin untuk melanjutkan studi S2 di Universitas Utrecht Belanda. Mantan Direktur Eksekutif LSM Imparsial itu ditemukan tak bernyawa di kursi pesawat dua jam sebelum pesawat mendarat di Amsterdam.
Munir dikenal sebagai aktivis yang vokal mendampingi kasus-kasus pelanggaran HAM. Menurut Heni, kematian Munir seolah membuat pengusutan kasus-kasus pelanggaran HAM semakin buram.
"Omah Munir, Malang Corruption Watch, dan aktivis di Kota Batu akan rutin menggelar aksi Kamisan meminta agar pemerintah lebih serius menuntaskan pengusutan kasus-kasus HAM di tanah air," imbuhnya.