REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sebuah perahu berpenumpang lima orang tenggelam di Bendungan Selorejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang, Rabu (7/9). Kecelakaan terjadi pada Rabu dini hari saat para mereka tengah pulang dari memancing. Akibat kejadian ini tiga dari lima penumpang tewas dan dua orang berhasil selamat.
Tiga korban tewas atas nama Irfan Yulianto dan Sudi Asmono, warga Kota Batu, serta pemilik perahu bernama Jawan, warga Ngantang Kabupaten Malang. Dua korban selamat adalah warga Kota Batu, Yudi Purnomo, dan warga Ngantang Kabupaten Malang, Suroso.
Kapolres Kota Batu AKBP Leo Simarmata melalui Kasubag Humas Polres Batu AKP Waluyo menerangkan pada Selasa (6/9) sekitar pukul 14.00 empat orang berangkat dari Kota Batu. Sesampainya di Dusun Gading Desa Kaumrejo Kecamatan Ngantang mereka langsung menyeberangi bendungan.
Sekitar pukul 21.30 mereka hendak kembali dengan menaiki perahu yang dikemudikan Jawan. "Namun di tengah perjalanan perahu bocor," kata Waluyo.
Petugas dari Polsek Ngantang segera meluncur ke lokasi kejadian untuk melakukan penyelamatan. "Seluruh korban berhasil dievakuasi sekitar pukul 00.30 namun dua pemancing dan pemilik kapal tidak bisa diselamatkan," jelasnya. Saat ini kepolisian masih menyelidiki penyebab terjadinya kebocoran perahu tersebut.
Sementara itu, aparat Kepolisian Resor Kabupaten Malang, Jawa Timur, menutup sementara proyek kolam renang di kompleks Stadion Kanjuruhan wilayah setempat setelah peristiwa ambruknya atap proyek yang menyebabkan satu pekerja tewas.
Kepala Bagian Operasional Polres Malang Kompol Sunardi Riyono di Malang, mengatakan setelah kejadian itu pihaknya langsung menutup area proyek untuk memudahkan proses penyelidikan dan pengamanan.
"Penutupan kami lakukan untuk mengantisipasi masyarakat yang penasaran dan melihat ke lokasi, dan sebagai antisipasi jangan sampai ada korban lagi karena kejatuhan material di proyek tersebut," katanya, Selasa (6/9) malam WIB.
Ia menjelaskan Polres Malang masih terus melakukan penyelidikan untuk mengumpulkan barang bukti di lokasi kejadian, dan untuk memastikan penyebab kejadian apakah karena kecelakaan atau faktor kelalaian.
Sementara itu, pelaksana lapangan proyek Agus mengaku pada saat kejadian pekerja sudah dilengkapi dengan tali pengaman dengan diikatkan pada kerangka yang terpasang. "Sehingga, pada saat material terjatuh, pekerja juga ikut terjatuh, padahal semua sudah mengenakan alat keamanan kerja," katanya. Agus menduga penyebab ambruknya kerangka atap kolam renang Kanjuruhan dikarenakan faktor angin.
Sebelumnya, seorang pekerja tewas akibat kejadian ambruknya kerangka atap tersebut. Korban bernama Rio Hermawan (23) asal Pandean, Kabupaten Jombang, terjatuh dari atap pilar beton berketinggian 15 meter, dan mengalami patah kaki.
Sedangkan korban luka masing-masing Muhammad Nurhawi asal Kabupaten Malang, Puji Purwanto asal Blitar, Setyo Bakri asal Kepanjen, Kabupaten Malang, Ariyono asal Blitar dan Johan Kristofa asal Bumiarjo. Para korban luka masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan setelah sebelumnya dilakukan evakuasi tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang.
Kolam renang itu rencananya dibangun tertutup dengan dua kolam masing-masing berukuran 20,25 meter dan 50,15 meter. Rencananya, kolam itu akan bertaraf internasional dan akan menjadi ikon Kabupaten Malang, khususnya untuk olahraga renang.