REPUBLIKA.CO.ID, YEREVAN – Perdana Menteri Armenia Hovik Abrahamyan mengumumkan pengunduran diri dari jabatannya, setelah terjadinya kerusuhan sipil dan kemerosotan ekonomi yang tajam akhir-akhir ini.
“Negara membutuhkan pendekatan baru dan awal yang baru. Dan keberangkatannya harus memimpin jalan menuju pemerintahan koalisi,” kata Hovik Abrahamyan dalam pertemuan kabinet pada Kamis (8/9) waktu setempat seperti dilansir The Guardian.
Sebelumnya pada bulan lalu, Presiden Armenia Serzh Sargsyan berjanji untuk menciptakan pemerintahan dari kesepakatan nasional. Hal itu diucapkan setelah adanya kebuntuan selama dua pekan yang terjadi di kompleks polisi di ibukota, Yerevan, yang menewaskan dua polisi, hingga mengguncangkan stabilitas keamanan di Armenia.
Analis politik Armenia menyebut mantan Wali Kota Yerevan Karen Karapetyan merupakan seorang yang mungkin menggantikan kedudukan Abrahamyan. Karapetyan merupakan petinggi perusahaan gas Rusia Gazprom.