REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Amanat Nasional masih menunggu PDI Perjuangan untuk menentukan sikap dalam Pilkada DKI. Ketua DPP PAN, Yandri Susanto mengungkapkan, partainya akan merapat dengan PDIP asalkan tidak mendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
''Kita masih tunggu PDIP dulu, kita kan berharap PDIP tidak mendukung Ahok, walaupun kemungkinan mendukung Ahok ada. Jadi kalau PDIP dukung Ahok, berarti kita tidak seiring sejalan dengan PDIP,'' kata Yandri, saat dihubungi, Ahad (11/9).
Namun, lanjut dia, jika PDIP mendukung calon siapa pun di luar Ahok, maka PAN akan merapat ke partai berlambang kepala banteng tersebut. Namun kalau pada akhirnya PDIP menetapkan Ahok sebagai calon gubernur, Yandri memastikan akan menjauh dari PDIP. ''Artinya kita bisa dengan Sandiaga Uno, bisa juga dengan Yusril Ihza Mahendra,'' ucapnya.
Alasan mengapa PAN sangat ingin berkoalisi dengan PDIP karena partai itu merupakan partai pemenang di DKI Jakarta. Selain itu, Yandri menilai PDIP teruji dalam memilih calon pemimpin yang berkualitas, sebagai alternatif selain Ahok.
Yandri yang juga sekretaris fraksi di DPR itu mengaku terus berkomunikasi dengan partai lain di luar pendukung Ahok. Selain itu, mereka menghormati keputusan Gerindra dan PKS yang telah mengusung Sandiaga Uno-Mardani Ali Sera.
Bahkan, ia berterima kasih karena telah mendukung calon di luar Ahok, dan membuat Pilkada DKI hanya ada calon tunggal. ''PAN hanya tertutup untuk Ahok, yang lain masih (tanda) koma. Kita final, tak akan mungkin dukung Ahok,'' tegas dia.