Rabu 14 Sep 2016 15:30 WIB

Guru Agama Islam Singapura Harus Terdaftar

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Damanhuri Zuhri
Guru Agama Islam (Ilustrasi)
Foto: Antara
Guru Agama Islam (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Sebanyak 1.805 guru agama Islam di Singapura telah terdaftar di Asatizah Recognition Scheme (ARS), lembaga penilaian guru yang memenuhi syarat mengajar pendidikan Islam.

Dilansir dari straitstimes.com, Rabu (14/9) seluruh guru yang mengajar pendidikan Islam di Singapuran diwajibkan terdaftar di ARS sebelum 1 Januari 2017. Mereka yang belum terdaftar harus mendapatkan pelatihan untuk memenuhi standar ARS.

Menteri Urusan Islam Yaacob Ibrahim mengatakan Dewan Agama Islam Singapura (MUIS), the Singapore Islamic Scholars dan Asosiasi Guru Agama akan memberikan pelatihan kepada guru pendidikan Islam. Guru-guru yang belum terdaftar memiliki waktu satu tahun untuk memenuhi kriteria.

Mereka yang gagal atau tidak memenuhi kriteria, akan dilarang mengajar agama Islam di Singapura, di lembaga manapun baik di sekolah maupun di rumah. Aturan guru agama Islam harus terdaftar pada ARS ini telah diumumkan oleh Perdana Menteri Lee Hsien Loong bulan lalu.

Guru yang melanggar aturan ini akan mendapatkan konsekuensi, tetapi Yacoob tidak mengatakan secara rinci hukuman tersebut. Dia juga mendesak orang tua murid untuk memeriksa guru yang mengajar agama Islam sudah terdaftar pada ARS atau belum.

Yacoob juga mengatakan di hadapan parlemen, MUIS akan menyusun aturan untuk memastikan lembaga pendidikan hanya mempekerjakan guru yang telah terdaftar. ARS, menurut dia, adalah sistem yang mengakui asatizah dari berbagai mazhab pemikiran sesuai standar Badan Asatizah.

Asatizah senior mengatakan ARS telah mulai berlaku tahun 2005 dan akan diwajibkan 10 tahun kemudian. Tetapi ARS sendiri sebenarnya dibuat untuk meningkatkan kualitas asatizah (guru agama).

Dengan penyebaran ideologi ekstrimisme online yang menyerang muslim Singapura maka pemimpin komunitas muslim perlu menguatkan ARS. Aturan ini bukan hanya berlaku bagi warga Singapura tetapi juga orang asing yang mengajar di Singapura untuk ceramah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement