Rabu 14 Sep 2016 21:44 WIB

Prasetyo Akui Ajak Anggota DPRD Bertemu Aguan

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPRD Jakarta Prasetyo Edy Marsudi mengaku pernah mengajak Ketua dan Anggota Badan Legislasi Daerah DPRD Jakarta bertemu pendiri Agung Sedayu Grup Sugianto Kusuma alias Aguan di rumah Aguan yang merupakan bekas bos Prasetyo.

"Spontanitas saja saya dari rumah diskusi dengan Pak Aguan, saya telepon Pak Selamat Nurdin, ayo silaturahim ke bos gue dan tidak ada pikiran akan seperti ini sudah lama sejak jadi anggota dewan pada 2013, saya tidak bertemu beliau, saya gak boleh jadi kacang lupa kulit," kata Prasetyo saat menjadi saksi di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu (14/9).

Prasetyo menjadi saksi untuk mantan Ketua Komisi D dari Fraksi Partai Gerindra Mohamad Sanusi yang didakwa menerima suap Rp 2 miliar dari Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land Ariesman Widjaja terkait pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pantai Utara (Pantura) Jakarta (RTRKSP) dan melakukan pencucian uang sebesar Rp 45,28 miliar.

"Saya ini karyawan Pak Aguan sejak 1997, beliau salah satu pendiri Artha Graha. Saya pernah kerja di Padmaraga Pratama Indonesia dari 1997-2012. Saya sering diskusi dan ngobrol. Saya lihat dia pengusaha nasional, diskusi macam-macam karena saya disuruh banyak di perusahaan beliau, saya biasa kerja di sana," ungkap Prasaetyo.

Pertemuan itu terjadi di rumah Aguan yang beralamat di Taman Golf Timur II/11-12 Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta pada pertengahan Desember 2015. Orang-orang yang menghadiri pertemuan itu adalah Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta merangkap Ketua Balegda Mohamad Taufik, anggota Balegda Mohamad Sanusi, Ketua DPRD Prasetyo Edy Marsudi, Anggota Balegda Mohamad Sangaji alias Ongen Sangaji, dan Ketua fraksi PKS Selamat Nurdin, Aguan serta mantan Direktur Utama PT Agung Podomoro Land Ariesman Widjaja.

"Saya pertama telepon Pak Taufik kemudian Pak Ongen, Pak Sanusi diajak Pak Taufik. Tapi itu hanya sebentar sekitar setengah jam. Saya ketemu beliau (Aguan), makan mpek-mpek, merokok, ya sudah saya pulang," kata Prasetyo.

Namun Prasetyo yang merupakan politikus PDI-Perjuangan itu mengaku juga melihat Ariesman berbincang dengan Sanusi di rumah Aguan, namun ia belum kenal Ariesman saat itu. "Pak Sanusi ngobrol dan ternyata tahu di sidang (sebelumnya) saya tahu itu Pak Ariesman tapi saya tidak tahu isi perbincangan mereka," ungkap Sanusi.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement