Jumat 16 Sep 2016 10:07 WIB

Saksi Ahli: Tak Ditemukan Motif Sakit Hati dalam Kasus Jessica

Rep: c39/ Red: Bilal Ramadhan
Terdakwa Jessica Kumala Wongso
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Terdakwa Jessica Kumala Wongso

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saksi ahli psikiater klinis dari Rumah Sakit (RS) Marzuki Mahdi,  Firmansyah menyatakan, kecil kemungkinan Jessica Kumala Wongso membunuh Mirna karena sakit hati. Karena itu, ia tak membenarkan dugaan terhadap kliennya tersebut.

Hal ini diungkapkan Firmansyah usai ditanyakan tim kuasa hukum terdakwa Jessica, Sodarme Purba, terkait dakwaan kepada Jessica yang diduga meracun Wayan Mirna Salihin lantaran sakit hati dan tidak terima dinasehati terkait persoalan ‎asmaranya.

Dalam sidang 'kopi sianida ke-21 tersebut, awalnya Sodarme menanyakan bagaimana kemungkinan dari dakwaan tersebut. Hal itu diambil ‎dari Berita Acara Pemeriksaan (BAP) keterangan suami Mirna, Arief Sumarko kepada penyidik.

"Intinya tidak ditemui (adanya kemungkinan karena sakit hati) dan saya tidak bisa menggugat karena ada suatu hubungan yang tidak baik. Dan kalau tidak salah itu juga kesimpulan dari dokter Natalia," ujar Firmansyah di persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis, (15/9).

Firmansyah mengatakan, bahwa kecil kemungkinan bagi terdakwa meracun Mirna lantaran sakit hati. Pasalnya, dari hasil psikiater kejiwaan, diketahui Jessica tidak mengalami permasalahan ganggung kejiwaan yang cukup berat.

"Sulit untuk dimengerti kalau itu bisa terjadi. Kalau pencetusnya sakit hati karena diberikan nasehat. Kalau dilihat dari skala stresnya itu, tidak. Karena klausal (hasil tes kejiwaan Jessica) ini paling ringan dan paling cepat hilang stresnya," ‎ucap Firmansyah.

"Kalau dilihat, klausal yang ringan ini menjadi penting karena bermakna reaksi dari stresnya (Jessica) ringan juga," imbuh dia, mengatakan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement