REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor utama dalam berinovasi dan berkreasi pada pengembangan usaha. Maka itu, Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun meminta agar pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Sleman meningkatkan kualitas SDM-nya.
"Rendahnya penggunaan teknologi, sedikitnya jumlah produk yang tersertifikasi, serta rendahnya kesadaran akan Hak Kekayaan Intelektual dan paten menjadi faktor kelemahan SDM UMKM di Indonesia," kata Muslimatun di Aula Unit I Pemkab Sleman, Rabu (21/9).
Ia menilai, perlu ada peningkatan kapasitas manusia guna memperkuat kinerja dan daya saing UMKM dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat ini. Muslimatun menjelaskan, berdasarkan kajian Bank Indonesia 2016, penguasaan teknologi dan inovasi UMKM Indonesia lebih rendah dari rata-rata negara ASEAN.
Hal tersebut dapat ditinjau dari kepemilikan website pada usaha kecil yang hanya sebesar 4,2 persen, dan pemanfaatan email hanya 9,4 persen. Sedangkan di Filipina dan Vietnam kepemilikan website pada usaha kecil sudah di atas 20 persen. Sementara pemanfaatan email di atas 40 persen.
Muslimatun mengemukakan, hal tersebut berimbas pada kontribusi UMKM Indonesia terhadap ekspor yang masih relatif rendah, yakni hanya 15,7 persen. “Untuk meningkatkan kapasitas pelaku UMKM, Pemkab Sleman telah menggelar pelatihan kewirausahaan, motivasi bisnis, serta manajeman usaha," katanya.
Pemkab Sleman juga melakukan peningkatan keterampilan dan penggunaan teknologi tepat guna melalui bimbingan teknis produksi UMKM. Selain itu, saat ini pemerintah setempat telah memberikan fasilitas web e-commerce berupa sleman-mall.com. Failitas tersebut dapat dimanfaatkan oleh 16.230 unit usaha industri kecil dan ribuan UMKM di Sleman.