REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh Museum Rekor Indonesia Jaya Suprana ada di tengah-tengah aksi damai gugatan masyarakat Bukit Duri, Jakarta Selatan. Jaya mengatakan kedatangannya sebagai bentuk simpati untuk warga Bukit Duri.
"Saya ke sini sebagai bentuk simpati, saya juga berteman baik dengan Sandyawan Sumardi," katanya, Rabu (28/9).
Jaya mengatakan keberadaanya di Bukit Duri juga sebagai permohonan kepada pemerintah untuk mengedepankan pemufakatan. Jaya menuturkan tanpa pemufakatan akan ada yang terus saling bertikai.
"Kalau tidak ada pemufakatan ya kita akan ribut terus, pemerintah merasa benar, rakyat merasa benar," ujarnya.
Menurut Jaya untuk menyelesaikan persoalan penggusuran normalisasi Ciliwung di Bukit Duri hanya dapat diselesaikan lewat jalur hukum. Pemerintah seharusnya sabar sampai seluruh jalur hukum selesai.
"Hukum, satu-satu dengan jalur hukum, lagi sudah sidang ke sembilan, sebentar lagi," kata Jaya.