REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jembatan gantung menghubungkan dua kecamatan di Kabupaten Garut, Jawa Barat yang rusak akibat banjir bandang Sungai Cimanuk, Selasa (20/9) belum diperbaiki pemerintah. Akibatnya warga harus memutar arah atau menggunakan perahu untuk melakukan aktivitas setiap hari.
"Jembatan yang rusak akibat banjir sampai sekarang belum diperbaiki, aktivitas warga jadi terganggu," kata Ai Sumiati (32 tahun) warga Kampung Cijambe, Kecamatan Karangpawitan yang biasa memanfaatkan jembatan tersebut, Rabu (28/9).
Ia menuturkan jembatan bantuan dari Swedia itu merupakan akses jalan untuk melintasi Sungai Cimanuk menghubungkan Kecamatan Banyuresmi dengan Karangpawitan. Sejak jembatan rusak, kata dia, warga yang hendak beraktivitas dari atau mau ke Kecamatan Banyuresmi harus memutar arah dengan menggunakan angkutan kota.
"Sekarang ada perahu. Sebelum ada perahu, warga harus memutar dan mengeluarkan ongkos angkot," katanya.
Ai menyampaikan jembatan itu biasa digunakan warga Karangpawitan untuk pergi sekolah atau ke pasar yang ada di Kecamatan Banyuresmi. Jika tidak ada jembatan, kata dia, warga harus menggunakan ojek ke jalan raya, kemudian naik angkutan kota dengan waktu lama dan biaya ongkos cukup besar.
"Kalau mau ke Banyuresmi lewat Karangpawitan itu harus naik ojek terus dua kali naik angkot untuk sampai pasar," katanya.
Ia berharap jembatan tersebut dapat segera diperbaiki oleh pemerintah agar warga dapat dengan nyaman melakukan aktivitas setiap harinya.