REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menyiapkan dana sekitar Rp 100 miliar untuk penanggulangan bencana. Lokasi geografis Jatim yang terdapat gunung api, pesisir pantai, dan dilalui banyak sungai mengharusnya Pemprov selalu waspada terhadap bencana alam.
Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf, mengatakan, di Jatim terdapat beberapa daerah yang rawan bencana seperti tanah longsor, banjir, gunung api, dan puting beliung. Bencana tersebut bisa terdeteksi. Namun, Jatim juga rawan bencana yang tidak bisa terdeteksi seperti gempa bumi.
Oleh sebab itu, Pemprov Jatim menyiapkan anggaran untuk menanggulangi bencana alam. Terlebih, saat ini daerah-daerah lain di Indonesia juga tengah dilanda bencana, seperti banjir, tanah longsor, gunung meletus, maupun kabut asap.
“Ya kami selalu menyiapkan dana sekitar Rp 100 miliar lebih untuk kedaruratan,” kata Gus Ipul, sapaan akrab Wagub Jatim, seusai menemui para serikat buruh yang melakukan aksi demonstrasi di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (29/9).
Di samping itu, Pemprov Jatim juga berupaya mencegah terjadinya bencana dan melakukan edukasi kepada masyarakat di lokasi rawan bencana. Masyarakat dididik untuk akrab dengan lingkungan sehingga memahami apa yang terjadi di lingkungan mereka dan mengetahui langkah yang dilakukan jika terjadi bencana.
“Seperti di Gunung Kelud itu masyarakatnya betul-betul mengenali lingkungan dan tahu apa yang harus mereka lakukan [saat terjadi bencana],” ujarnya.
Gus Ipul menyatakan, selama ini dana tersebut masih cukup untuk menanggulangi bencana yang terjadi di Jatim. Jika nantinya kurang, Pemprov Jatim akan meminta bantuan kepada pemerintah pusat. “Ya kalau ini kan cuma cadangan, kalau tidak sanggup kami minta ke pusat. Tetap cadangan disiapkan tapi hanya untuk kedaruratan, bukan untuk yang lain,” ungkapnya.