REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman mengaku ingin menstabilkan harga gula jelang hari raya Idul Fitri pada Juli 2016. Ini yang menjadikan Irman menelepon Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti
"Nah itu menjelang Idul Fitri bulan suci Ramadhan jadi harga tinggi hingga Rp 16 ribu padahal harga eceran tertinggi itu Rp 14 ribu. Di situ saja dia telepon (Dirut Bulog), kan sudah dengar dari Dirut Bulog kan? Tidak ada informasi, biasa saja," kata pengacara Irman Gusman, Tommy Singh di gedung KPK Jakarta, Jumat (30/9).
Wakil Ketua KPK Laode M Syarif sebelumnya mengatakan bahwa ada percakapan antara Irman dan Djarot terkait alokasi gula impor di Sumatra Barat. "Perlu saya luruskan, Pak irman itu anggota dewan. Dia ke pasar sidak menjelang Lebaran. Harga itu tinggi Rp 16 ribu per kg. Sidaknya juga tidak sendiri tapi bersama wakil gubernur Sumbar, wali kota Padang ke beberapa pasar, kalau gula yang kurang dia telepon Djarot sebagai (Dirut) Bulog, bukan Dirut Telkom kan?" ungkap Tommy.
Percakapan telepon itu menurut Tommy sesuai dengan program pemerintah untuk menstabilkan harga pangan dan menjaga ketersediaan pasokan. "Itu diatur Perpres No 48 tahun 2016 yang dikeluarkan menjelang bulan suci Ramadhan, kan memang program pemerintah. Dirut Bulog juga bilang tidak ada (alokasi) yang dijual, apa yang dijual? Bulog kan otoritas yang mengurus distribusi gula," tambah Tommy.
Dengan alasan itu, Tommy menegaskan kliennya tidak berupaya untuk memperdagangkan kekuasaan miliknya (trading influence). "Tidak berniat trading influence, tidak ada, itu tugas dia sebagai anggota dewan," tegas Tommy.