REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA -- Wali Kota Surakarta, F.X Hadi Rudyatmo berharap warga Surakarta tetap menjaga kerukunan dan toleransi antarumat beragama. Ia pun mengimbau agar masyarakat tidak terprovokasi dengan isu SARA (Suku, Ras, Agama dan Antar Golongan) sehingga berdampak pada perpecahan dan permusuhan.
Rudy begitu akrab disapa mengatakan jelang Pilkada di sejumlah daerah isu Agama kerap kali dijadikan alat untuk menjatuhkan lawan. Padahal hal tersebut menurutnya dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
“Agama dijadikan kedok alat propaganda untuk kepentingan-kepentingan sesaat yang sebenarnya bertentangan denan nilai agama itu sendiri. Kalau mau Pilkada itu pasti terjadi, kepentingan sesaat ini memecah belang bangsa kita, karena itu kita jangan terjebak provokasi yang menyesatkan,” tutur Rudyatmo saat memberi sambutan dalam penutupan 'Wahana Negara Raharja: Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia (MNSBDI)' di Alia Hotel, Surakarta pada Ahad (2/10) siang.
Selain itu kata dia agar terciptanya kerukunan dan toleransi maka setiap pemeluk agama atau golongan diharapkan dapat berkomunikasi dengan baik satu sama lainnya. Terlebih dalam menyelesaikan permasalahan. “Saya beragama katolik, sebagai Wali Kota dalam melayani masyarakat saya tidak pernah menanyakan agamanya, sukunya, agamanya, saya layani semua sebab kita bekerja untuk kepentingan rakyat. Kuncinya komunikasi antarsesama, maka akan tercipta kenyamanan dan kedamaian,” tuturnya.
Ia juga berharap dengan kerukunan dan toleransi yang tinggi, insiden teror bom yang sempat terjadi di Solo beberapa bulan lalu tak terjadi lagi. Sementara itu penutupan 'Wahana Negara Raharja’ diakhiri dengan doa bersama yang diikuti oleh tokoh-tokoh agama di Surakarta.