REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Uji coba penggunaan smart card di Kota Bandung belum berhasil. Menurut Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, Didi Ruswandi, uji coba smart card dengan Telkom, yang dilakukan beberapa waktu lalu kurang berhasil. Hal tersebut terjadi, karena masalah teknis.
"Ya, masalah kelistrikan yang dalam pengoperasian sering drop," ujar Didi kepada wartawan, Selasa (11/10).
Didi mengatakan, Telkom sebenarnya sudah menemukan solusi untuk perbaikan. Tapi, rencana tersebut terkendala harus lelang. Selain itu, sistem integrator smart card ini sangat tidak logis dengan kontrak tahunan. Seharusnya, kontrak dikalikan dengan sistem multiyear.
"Kan enggak bagus kalau tahun pertama operatornya A, tahun berikutnya ganti B," katanya.
Namun, kata dia, untuk multiyear harus ada persetujuan dewan. Jangka waktu kontrak, diharapkan bisa 5-10 tahun. Layanannya pun, bisa diperluas untuk smart parking, smart retribution, smart payment, dan lain-lain.
"Agar operator tak ganti dan tak ada kendala jadi tak kompatibel akibat beda operator," katanya.
Saat ini, kata dia, draft surat permohonan persetujuan dewan dari Wali Kota Bandung, sudah dibuat. Namun, sebelum diserahkan ke dewan draft tersebut akan dibahas dulu dengan Wali Kota Bandung, Sekda Kota Bandung, dan Dishub Kota Bandung.
"Diharapkan tahun depan bisa lelang integrator smart card ini," katanya.
Sedangakan terkait Damri, kata dia, karena tak perlu lelang saat ini sedang di dorong untuk memulai lebih awal menggunakan smart card. Progres pembicaraan, denga Damri sekarang relatif lancar dan sedang dibahas intensif.
"Mudah-mudahan bisa direalisasi akhir tahun ini dengan Damri," katanya.
Saat ditanya penggunaan smart card untuk taksi, Didi mengatakan, sudah 2 kali akan ada rapat bersama. Karena, responsnya relatif lebih sulit dibandingkan dengan Damri.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, setelah sekian lama mangkrak, Pemerintah Kota Bandung akhirnya mengoperasikan Bandung Smart Card. Namun, kartu tersebut baru bisa dipakai untuk pembayaran transportasi bus Trans Metro Bandung (TMB) koridor II jurusan Cicaheum - Cibereum pada 11 Maret 2016.
Menurut Wali Kota Bandung, Bandung Smart Card, sudah sudah digagas sejak tahun lalu. Namun lantaran ada masalah di internal Dinas Perhubungan Kota Bandung, program itu baru dapat direalisasikan sekarang.
"Ini sejarah baru bahwa di Bandung masyarakatnya pelan-pelan jadi masyarakat cerdas dan efisien. Negeri lain sudah, kita memulai penggunaan smart card di tes di transportasi," katanya.
Selama uji coba, kartu tersebut baru bisa dibeli di halte TMB di Jalan Ahmad Yani dengan harga Rp. 10 ribu/ Pembayarannya, e-ticketing bus TMB masih dalam masa uji coba pada 10 bus di koridor 2.