Sabtu 15 Oct 2016 02:17 WIB

Bank Aceh Syariah Sasar Pembiayaan Infrastruktur

Rep: rizky jaramaya/ Red: Budi Raharjo
Infrastruktur Jalan
Foto: Republika/Prayogi
Infrastruktur Jalan

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Bisnis Bank Aceh Syariah Zakaria Arahman mengatakan, melalui kerja sama dengan Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Aceh Syariah semakin mantap untuk menyasar pembiayaan proyek-proyek infrastruktur. Apalagi, Aceh masih tertinggal dan di sisi lain pemerintah sedang mengejar target untuk pembangunan proyek infrastruktur.

"Yang sudah masuk ada proyek power plant untuk jaringan trans Sumatera, dan dalam waktu dekat ada juga pembangunan infrastruktur untuk Semen Indonesia yang akan masuk, mudah-mudahan tidak ada perubahan sehingga pada 2017 sudah berjalan," ujar Zakaria di Jakarta, Jumat (14/10).

Dengan bergabungnya Bank Aceh Syariah dalam jajaran perbankan syariah maka telah menambah pangsa pasar menjadi sekitar 5 persen. Menurut Zakaria, hal ini juga menjadi salah satu strategi bagi Bank Aceh Syariah agar ke depan bisa saling keroyokan dengan bank-bank syariah lainnya untuk membiayai proyek besar.

Zakaria mengatakan, melalui kerja sama dengan BSM maka memberikan kesempatan bagi Bank Aceh Syariah untuk melakukan pembiayaan di sektor infrastruktur. "Dengan dorongan dari BSM, mungkin kami akan lebih berani menginisiasi proyek-proyek seperti itu," kata Zakaria.

Saat ini pembiayaan di Bank Aceh Syariah sudah mencapai Rp 12,5 triliun dengan mayoritas untuk sektor konsumtif yakni sebesar 80 persen. Bank Aceh Syariah juga sudah melakukan pembiayaan untuk proyek nasional seperti pembangkit listrik di Pekanbaru untuk jaringan trans Sumatra dan juga masuk di produk konsumtif seperti tisu. Sementara, untuk pembiayaan UKM masih kecil yakni sekitar lima persen.

Zakaria menambahkan, saat ini Bank Aceh Syariah masuk di Buku II dengan modal sebesar Rp 2 triliun. Pemegang saham terbesar yakni pemda tingkat I sebesar 67 persen, dan pemda tingkat II sekitar 33 persen. Rencananya pada akhir tahun ini, Bank Aceh Syariah akan mendapatkan tambahan modal sebesar Rp 100 miliar.

Sementara itu, Direktur Wholesale BSM Kusman Yandi mengatakan, potensi pembiayaan infrastruktur di Aceh cukup besar. Secara nilai, BSM memang belum melakukan penghitungan, namun ke depan akan ada kerja sama dengan Bank Aceh Syariah untuk pembangunan proyek-proyek besar di Aceh.

Kusman menjelaskan, Aceh merupakan satu-satunya provinsi di Indonesia yang menerapkan syariat Islam. Dengan demikian, diharapkan apabila ada proyek besar di Aceh yang memberikan pembiayaan adalah perbankan syariah. Menurutnya, karena size perbankan syariah masih belum besa, maka diharapkan ada kerja sama antar perbankan syariah untuk membiayai proyek-proyek besar. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement