Senin 17 Oct 2016 18:43 WIB

PGN Cirebon Bidik Pelanggan Rumah Tangga

Rep: Friska Yolandha/ Red: Dwi Murdaningsih
 Pekerja sedang melakukan perawatan instalasi gas milik PGN.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pekerja sedang melakukan perawatan instalasi gas milik PGN.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Perusahaan Gas Negara (PGN) Wilayah Cirebon terus melakukan ekspansi untuk menambah jumlah pelanggan. Perseroan fokus pada pelanggan rumah tangga.

Kepala Area PGN Cirebon Ade Sutisna mengatakan perseroan menargetkan penambahan 506 pelanggan rumah tangga baru pada tahun ini.

"Yang sudah terealisasi ada 340 pelanggan rumah tangga baru ditambah empat pelanggan industri di bulan Oktober," kata Ade di Cirebon, Senin (17/10).

Dari sisi jumlah, pengguna dari sektor rumah tangga memang cukup tinggi. Potensi pelanggan dari sektor ini pun  bagus mengingat penggunaan gas alam jauh lebih murah dibandingkan dengan gas elpiji. Selain itu, gas yang dihasilkan lebih bersih, ramah lingkungan, aman, dan pembayarannya pun mudah.

Saat ini, total pelanggan PGN wilayah Cirebon mencapai 19.265 pelanggan. Jumlah ini terdiri atas 18.976 pelanggan rumah tangga, 191 pelanggan komersial, 66 pelanggan industri manufaktur dan pembangkit, dan 32 pelanggan industri jasa komersial.

Penambahan pelanggan dari sektor rumah tangga ini juga tidak lepas dari kepercayaan yang diberikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), yaitu pengoperasian jaringan gas sebanyak 4.000 saluran gas rumah tangga.

Pemasangan ini dilakukan di dua kelurahan, yaitu Kelurahan Kalijaga dan Harjamukti, Kota Cirebon. Setidaknya, sudah 3.900 rumah terpasang jaringan gas.

Kemudahan penggunaan gas oleh warga diakui Yuni Resdianti (41 tahun), warga Permata Harjamukti Tahap 3, Blok D7, Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti. Menurutnya, penggunaan gas alam dari PGN menghemat pengeluaran rumah tangga.

Jika biasanya Yuni menghabiskan dana hingga Rp 100 ribu untuk keperluan pembelian gas elpiji setiap bulan, kini biaya yang diperlukan untuk pembayaran gas hanya Rp 25 ribu per bulan. Ia pun tak perlu bolak-balik mengangkut tabung gas serta kebingungan mencari gas elpiji jika stok habis.

"Pemakaiannya pun tidak sulit dan aman," ujarnya.

Yuni telah beralih menggunakan gas alam untuk keperluan memasak sejak program pemerintah digulirkan. Diakuinya, sempat ada rasa khawatir karena jaringan gas dipasang di depan rumah. Namun, ia diyakinkan petugas bahwa tekanan gas yang dialirkan aman untuk konsumsi rumah tangga.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement