Jumat 21 Oct 2016 15:33 WIB

Obama: Ucapan Trump Gerogoti Demokrasi Amerika

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Amerika Serikat Barack Obama (kiri) tiba untuk mengikuti ASEAN-US Summit di National Convention Center, Vientiane, Laos, Kamis (8/9).
Foto: Antara/ Akbar Nugroho Gumay
Presiden Amerika Serikat Barack Obama (kiri) tiba untuk mengikuti ASEAN-US Summit di National Convention Center, Vientiane, Laos, Kamis (8/9).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengatakan pernyataan Donald Trump untuk tidak menerima hasil pemilihan umum sangat berbahaya. Menurutnya, komentar yang terucap dari mulut calon presiden dari Partai Republik itu dapat menggerogoti prinsip demokrasi yang dijunjung tinggi di negara itu.

Dalam sebuah reli kampanye untuk calon presiden AS dari Partai Demokrat Hillary Clinton, Obama mengatakan sejak lama Negeri Paman Sam terdepan mengenai demokrasi. Namun, dengan pernyataan Trump, terlebih saat ia berhak meragukan legitimasi pemilu, musuh-musuh negara dapat memberi tekanan yang semakin kuat.

"Anda (Trump) justru memberi keuntungan kepada lawan-lawan AS. Demokrasi yang telah dijunjung tinggi di negara ini sudah tidak diragukan sejak lama oleh semua pemilih," ujar Obama, dilansir BBC, Jumat (21/10).

Trump menyampaikan keraguannya untuk menerima hasil pemilu saat debat capres ketia berlangsung di Las Vegas, Rabu (19/10). Ia mengatakan mungkin tidak dapat menerima hasil pemilihan yang diperkirakan penuh kecurangan.

Namun, milliarder itu kemudian memberi pernyataan dirinya berjanji menerima hasil pemilu AS yang digelar pada 8 November mendatang.Trump menegaskan kepada semua pemilih dan pendukungnya untuk tidak meragukan hal itu jika ia menang.

"Saya akan menerima hasil pemilu presiden jika saya menang. Walaupun tidak, saya menerima hasil dan berhak  mengajukan upaya hukum untuk mempertanyakan hal itu," kata Trump.

Trump telah banyak dikritik karena pernyataan enggan menerima hasil pemilu, termasuk dari anggota Partai Republik. Namun, ia tetap bersikeras pemilihan rentan terhadap kecurangan, terlebih karena media yang mendukung Clinton.

Senator dari Partai Republik John McCain, yang kalah dari pemilihan atas Obama delapan tahun lalu juga mengatakan perlunya setiap kandidat presiden menghormati dan menerima hasil pemilihan. Hal ini adalah untuk kebaikan dan masa depan seluruh warga AS.

"Ini tidak hanya latihan untuk bersikap terhormat. Ini adalah tindakan menghargai kehendak dari warga Amerika yang mempercayai seorang pemimim baru di negara ini," ujar McCain.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement