REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO — Ketua Umum Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) Pusat, Nasrullah Larada mengatakan meskipun tanpa adanya kurikulum tetap, pendidikan informal (pendidikan berbasis keluarga) dan pendidikan non formal (masyarakat) memiliki peran penting. Bahkan, kedua jenis pendidikan ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan karakter seseorang.
“Ketika Menteri Pendidikan (Mendikbud) dijabat oleh Bambang Soedibyo, saat itu pemerintah telah memberi perhatian lebih kepada masalah pendidikan berbasis keluarga dan pendidikan non formal. Maka sudah seharusnya pemerintah sekarang juga memberikan perhatian lebih pada masalah ini," kata Nasrullah, kata Nasrullah melaluai release yang dikirimkan ke Republika.co.id,(21/10).
Ia menandaskan, di tengah keterpurukan generasi muda bangsa sebagai akibat dari kebebasan informasi dan perkembangan teknologi, pemerintah juga harus memberikan peran kepada organisasi intra dan extra sekolah.
Organisasi intra dan extra sekolah memberikan warna tersendiri pada proses pembentukan sikap kepemimpinan karena generasi muda akan berlatih bertanggungjawab, berlatih kepemimpinan sosial dan kemampuan adaptasi dengan perubahan dan perbedaan.
"Saya yakin organisasi intra dan ekstra sekolah bisa menjadi arena pelatihan bagi generasi muda menghadapi tantangan zaman", tegasnya.
Nasrullah menambahkan, pendidikan menjadi tanggungjawab bersama baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan seluruh komponen masyarakat termasuk LSM dan ormas keagamaan.
Menurutnya, keberhasilan pendidikan disamping memerlukan perhatian pemerintah juga membutuhkan dukungan masyarakat lokal. Pendidikan informal dan pendidikan non formal memberikan ruang antara kemauan politik pemerintah dan partisipasi masyarakat dalam membina generasi mendatang melalui pendidikan.