REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT -- Penyelidikan diharap bisa dilakukankan di Masjid Al Aqsha guna mencari fakta kekerasan Israel. Hal itu didengungkan Islamic World Heritage Commite of the Islamic Educational, Scientific and Cultural Organization (ISESCO).
Dilansir dari Kuwait News Agency, Jumat (28/10), rekomendasi penyelidikan merupakan hasil rapat ketujuh komite ISESCO. Status quo bersejarah yang melekat di Masjid Al Aqsha, tengah menjadi solusi yang diharapkan mampu diadopsi Komite Warisan Dunia UNESCO.
Keputusan UNESCO sendiri, memanggil Israel sebagai pihak yang menduduki agar mempersilakan restorasi sampai September 2000, di bawah pengawasan Yordania. Selain itu, tentu dengan memberikan akses otoritas Masjid Al Aqsha, termasuk melakukan pemeliharaan dan restorasi.
Rekomendasi termasuk memakai parameter Al Aqsha sebagai warisan budaya UNESCO, dan membantu ISESCO melindungi properti yang ada. Komite turut mengutuk tekanan Israel baru-baru ini terhadap situs-situs Islam di Yerusalem, dan merekomendasikan keputusan UNSECO direalisasikan.
Hal itu merupakan salah satu usulan Dr Walid Al Saif, penasehat Sekjen Kuwait National Council for CUlture, Art and Letters (NCCAL). Selain itu, Dr Saif merupakan Wakil Ketua Komite Perlindungan Warisan Budaya tak Benda UNESCO.