REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengingatkan masyarakat yang sering beraktivitas di aliran sungai berhulu Gunung Merapi untuk meningkatkan kewaspadaan. Sebab pada musim hujan ini potensi terjadinya banjir lahar dingin masih cukup tinggi.
"Saat ini di puncak Gunung Merapi masih terdapat sekitar 25 juta material vulkanis sisa erupsi 2010, jika turun hujan deras di puncak akan berpotensi menjadi banjir lahar hujan di sungai berhuku Merapi," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran pers, Jumat (28/10).
Menurut dia, material piroklastik produk erupsi Gunung Merapi selama Oktober hingga November 2010, diperkirakan masih tersisa sekitar 20 - 25 juta meter kubik di puncak dan lereng Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Sleman Yogyakarta. "Dengan makin meningkatnya curah hujan maka potensi banjir lahar hujan juga meningkat," katanya.
Ia mengatakan, sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Merapi dari arah Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, hingga Barat Laut, meliputi Kali Woro, Kali Gendol, Kali Kuning, Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Krasak, Kali Bebeng, Kali Sat, Kali Lamat, Kali Senowo, Kali Kringsing, dan Kali Apu masih memiliki potensi terjadi banjir lahar hujan.
"Adanya penambangan pasir memang telah mengurangi besaran banjir lahar hujan karena di beberapa sungai dam sabo telah kosong pasir dan dasar sungai juga sudah ditambang sehingga saat banjir akan mengisi ruang yang kosong tersebut," katanya.
Ia mengatakan, BPBD Kabupaten Sleman, DIY, telah memetakan titik rawan bencana lahar hujan di sekitar sungai Gunung Merapi yang berada di Kabupaten Sleman.
"Ada 76 dusun yang masuk peta rawan bencana banjir lahar. Dusun-dusun tersebut berada di sepanjang sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Seperti Sungai Boyong, Gendol, Opak dan Code. Sungai Boyong yang rawan banjir lahar hujan meliputi wilayah Kecamatan Pakem, sebagian Turi, Ngaglik, Mlati dan Depok. Sungai Gendol dan Opak rawan di Kecamatan Cangkringan, Ngemplak, Kalasan dan Prambanan," katanya.
Sutopo mengatakan, masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaannya. "Masyarakat dan penambang pasir di sekitar Gunung Merapi hendaknya memperhatikan cuaca. Jika hujan deras di bagian hulu hendaknya aktivitas penambangan tidak dilakukan di sekitar sungai," katanya.
Ia mengatakan, rata-rata waktu yang diperlukan terjadi banjir lahar hujan dari hujan di bagian hulu Gunung Merapi hingga di bagian bawah hanya kurang dari 30 menit.