Senin 31 Oct 2016 17:18 WIB

Masuki Musim Penghujan, Menkes Minta Waspadai DBD

Bocah korban Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan intensif di salah satu rumah sakit di Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Selasa (6/9).
Foto: Antara/ Rahmad
Bocah korban Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan intensif di salah satu rumah sakit di Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Selasa (6/9).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengimbau masyarakat mewaspadai merebaknya penyakit demam berdarah dengue yang rentan terjadi saat memasuki musim hujan.

"Musim hujan tahun ini datang lebih cepat, karena itu masyarakat harus waspada pada DBD," katanya usai menghadiri acara Seminar Pendidikan Etika Kedokteran dan Penerapan Dalam Layanan Masyarakat, di Padang, Sumatera Barat, Senin (31/10). Ia mengatakan upaya terbaik untuk menghindari penyakit yang belum memiliki obat tersebut dengan membiasakan hidup bersih, di samping upaya memberantas jentik nyamuk Aedes Aegypti.

"Genangan air hujan harus dibersihkan, jangan sampai ada yang tergenang karena bisa menjadi tempat nyamuk aides bertelur," katanya. Ia menjelaskan pembersihan itu tidak saja di lingkungan tempat tinggal, namun juga harus dilakukan di sekolah.

"Siswa dan siswi diarahkan untuk gotong-royong membersihkan lingkungan sekolah, serta mempraktikkan perangkap nyamuk sederhana," katanya. Ia mengatakan perangkat nyamuk dengan metode tradisional menggunakan botol, bisa menghambat berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypti. "Penyakit DBD ini tidak ada obatnya, sehingga pencegahan adalah solusinya," katanya.

Nila berharap, Dinas Kesehatan Pemprov Sumbar terus melakukan sosialisasi ke masyarakat agar melakukan pencegahan DBD sehingga tidak ada wilayah yang harus ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD karena terjadi peningkatan kasus itu. "DBD masih menjadi masalah kesehatan utama masyarakat. Ini harus ditekan, serta jangan sampai menjangkiti anak-anak usia produktif yang daya tahan tubuhnya rentan," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement