Jumat 04 Nov 2016 21:17 WIB

BNI Syariah akan Relaunching Tabungan Wakaf

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Dirut Bank BNI Syariah Imam Teguh Saptono bersama jajaran direksi saat berkunjung ke Kantor Republika, Jakarta, Jumat (4/11
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Dirut Bank BNI Syariah Imam Teguh Saptono bersama jajaran direksi saat berkunjung ke Kantor Republika, Jakarta, Jumat (4/11

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BNI Syariah akan melakukan relaunching tabungan wakaf pada November 2016 ini. Hal tersebut dilakukan karena animo tabungan wakaf di periode-periode sebelumnya kurang terlalu baik sehingga BNI Syariah ingin mengubah model bisnisnya.

Direktur Utama BNI Syariah Imam Teguh Saptono mengatakan, sebelumnya ketika ada nasabah yang ingin berwakaf tunai yakni hanya datang ke bank syariah kemudian bank syariah terkait akan mengeluarkan sertifikat wakaf tanpa mengetahui proyeknya. Dalam model bisnis tabungan wakaf yang baru, BNI Syariah akan melakukan penilaian kepada lembaga-lembaga wakaf yang memiliki aset wakaf selayaknya penilaian kepada para nasabah. 

"Penilaian ini untuk menyatakan bahwa aset wakaf yang akan dibangun adalah visible," ujar Imam ketika bersilaturahim ke Republika, Jumat (4/11).

Setelah dinyatakan visible, nantinya BNI Syariah akan mencantumkannya di brosur maupun website sebagai informasi kepada nasabah agar bisa ikut berpartisipasi untuk membuka rekening tabungan wakaf dan memilih aset wakafnya. 

Imam menjelaskan, rekening tabungan wakaf merupakan rekening aktif dimana nasabah bisa memantaunya namun tidak bisa diambil. Nantinya, BNI Syariah akan rutin memberikan laporan kepada pemilik rekening terkait progres aset wakaf yang terjadi di lapangan. 

Dengan demikian, diharapkan tingkat kepercayaan dan ketertarikan masyarakat akan meningkat karena dengan jumlah penduduk muslim yang besar di Indonesia aset produktif yang dibangun dengan dana wakaf belum dikenal oleh masyarakat. Imam mencontohkan, Malaysia sudah memiliki empat hotel bintang empat dan bintang lima yang dibangun dari hasil wakaf. 

Saat ini, BNI Syariah sedang menjajaki pendirian office tower lewat hasil tabungan wakaf. "Ini yang hilang dari sistem ekonomi kita, karena pengalaman di negara-negara lain seperti Turki adalah hanya lembaga wakaf dan menteri wakaf yang masih bertahan, serta tidak runtuh sejak zaman kekhalifahan sampai sekarang," kata Imam.

Imam berharap Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) bisa memadukan hubungan yang harmonis antara perbankan syriah dengan lembaga-lembaga zakat agar bisa saling mendukung.‬ 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement