REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta aparaturnya agar lebih peka terhadap persoalan umat. terutama, yang terkait dengan masalah keagamaan. "Persoalan agama merupakan isu sensitif," katanya, Kamis (17/11).
Dikatakan Lumakan, aparatur harus berada pada garda terdepan dalam menyikapi persoalan keagamaan dengan searif mungkin. Karena itu, ASN Kemenag dituntut memiliki kematangan serta kecerdasan intelektual, spiritual, dan emosional yang diimbangi kematangan kultural.
Untuk bisa memiliki kepekaan seperti itu, maka menurut Menag, informasi dinamika kehidupan masyarakat harus dipahami. Apalagi, pada era teknologi, informasi mengalir demikian deras sehingga banyak orang yang terkadang tidak memiliki waktu cukup untuk mengklarifikasi.
"ASN Kemenag harus pandai mengelola informasi. ASN dapat lebih akrab dengan IT agar dapat memilah dan memilih informasi dengan cerdas dan akurat," tuturnya.
ASN Kemenag juga harus menjadi orang yang menghentikan memposting informasi yang tidak jelas. "Apalagi, isinya menjelekkan golongan tertentu dan tidak mencerminkan jatidiri bangsa kita," tambahnya.
Menag juga mendorong aparaturnya untuk terbuka dengan media massa. Menurutnya, media adalah mata dan telinga yang bisa menangkap aspirasi yang berkembang di masyarakat, terutama tentang isu-isu keagamaan.
Silaturahim ini dihadiri juga oleh Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Sulteng Abdullah Latopada, Asisten Gubernur Sulawesi Tengah, Sekretaris Menag Khoirul Huda Baasyir, Staf Khusus Menag Ali Zawawi, Sekretaris Bimas Kristen Pontus Sitorus, para Pejabat Eselon III dan IV kanwil, serta para Kepala Kankemenag dan ASN di wilayah Sulawesi Tengah. Dalam kesempatan itu, Menag juga meninjau lokasi pembangunan asrama haji di Palu.