Sabtu 19 Nov 2016 08:15 WIB

'Tuntutan Pendemo Agar Polisi Segera Menahan Ahok Ada Benarnya'

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Damanhuri Zuhri
Ahok
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ahok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Sodik Mudjahid mengatakan telah beberapa kali meminta umat Islam agar tidak melakukan aksi susulan terkait kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Baik itu aksi yang akan digelar 25 November maupun 2 Desember.

Namun Sodik tidak menyalahkan umat Muslim apabila tetap menggelar aksi tersebut. Pasalnya usai ditetapkan sebagai tersangka, Ahok kembali mengeluarkan pernyataan yang menyulut reaksi umat Muslim. "Mereka (umat Muslim) sekarang tersengat lagi oleh statement dan fitnah Ahok,'' ungkap Sodik kepada Republika.co.id.

Sodik berharap bangsa Indonesia bisa melihat dengan jernih siapa yang sesungguhnya memancing dan mengawali kegaduhan. Sodik telah mengimbau aksi susulan tidak perlu dilakukan karena proses hukum sudah berjalan.

''Yang diperlukan adalah pengawalan proses hukum oleh tim kecil yang ahli di bidangnya agar proses hukum independen, bebas intervensi pemerintah, profesional dan menampung rasa keadilan masyarakat,'' jelas Sodik.

Politikus Partai Gerindra ini mengatakan awalnya, dia bukan termasuk orang yang mendesak Ahok segera ditahan, mengingat mantan Bupati Belitung Timur tersebut harus melakukan kampanye pemilihan gubernur (pilgub) DKI.

Namun kenyataannya, Sodik melihat ada gejala pada diri Ahok yang masih meradang dan menantang-nantang umat Muslim, serta adanya kemungkinan melakukan upaya-upaya yang mengganggu penyidikan."Maka saya pikir tuntutan pendemo agar polisi segera menahan Ahok ada benarnya," kata Sodik menerangkan.

Seperti diberitakan sebelumnya, pernyataan Ahok kembali menuai kritik. Dalam laman abc.net.au dengan judul berita Jakarta Governor Ahok Suspect in blasphemy case, Indonesia Police say yang diposting pada Rabu (16/11).

Di dalamnya terdapat rekaman video pernyataan langsung Ahok yang secara garis besar mengatakan, It's not easy, you send more than 100.000 people, most of them if you look at the news, said they got the money 500.000 rupiahs', (tidak mudah mengirim 100 ribu orang. Sebagian besar dari mereka, apabila Anda lihat di berita, mereka mendapatkan uang Rp 500 ribu).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement