Sabtu 26 Nov 2016 12:43 WIB

Pemerintah Akui Kualitas Sungai Indonesia Trennya Menurun

Red: Agus Yulianto
Foto udara kawasan terdampak banjir bandang aliran Sungai Cimanuk di Kampung Cimacan, Tarogong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (22/9).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Foto udara kawasan terdampak banjir bandang aliran Sungai Cimanuk di Kampung Cimacan, Tarogong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (22/9).

REPUBLIKA.CO.ID,  YOGYAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengakui, kualitas sungai Indonesia dalam beberapa tahun terakhir trennya menurun. "Kejadian banjir beberapa daerah seperti Garut, Bandung dan lainnya membuktikan menurunnya kualitas sungai kita," kata Sekretaris Ditjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR, Lolly Martina Martief saat membuka "Students And Lecturer Go To River" di Kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Sabtu (26/11).

Kegiatan dengan fokus bersih-bersih dan peduli Sungai Gajah Wong sepanjang satu kilometer itu dari total panjang sungai lima-enam kilometer diikuti sekitar 500 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Tidak hanya itu, diikuti juga civitas akademika sejumlah perguruan tinggi di Yogyakarta seperti Universitas Gadjah Mada, UIN Sunan Kalijaga, Universitas Hasanudin Makassar dan dua mahasiswa perwakilan Universitas Okayama Jepang.

Menurut Lolly yang juga Plt. Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Ditjen SDA ini penyebab menurunnya kualitas sungai di tanah air antara lain adalah aktivitas daerah aliran sungai (DAS) di hulu yang tak terkendali dan perilaku manusia itu sendiri. "Sedimentasi tinggi tak bisa dihindari sehingga sungai dangkal. Sungai juga jadi tempat buang sampah, pemanfaatan sempadan sungai tak sesuai," katanya.

Oleh karena itu, tegasnya, untuk mengembalikan sungai sebagai sumber "kehidupan" maka perlu keberpihakan semua pemangku kepentingan mulai dari masyarakat sekitar sungai, pemerintah daerah dan pusat, mahasiswa dan perguruan tinggi hingga komunitas peduli sungai.