REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sejumlah komunitas sungai menggagas pertemuan akbar yang dibalut dengan kegiatan bertajuk Jambore Sungai Indonesia 2017. Kegiatan itu bertujuan membagikan cerita sukses dari pengalaman komunitas-komunitas yang ada dalam menjaga dan mengelola sungai.
"Hasil pemikiran komunitas-komunitas sungai se-DI Yogyakarta, dan akan menggandeng komunitas-komunitas dari dalam dan luar DIY untuk bareng-bareng membahas masalah sungai," kata Azam, Humas Jambore Sungai Indonesia 2017 kepada Republika.co.id, Kamis (24/8).
Komunitas DIY yang turut serta di Jambore Sungai kali ini di antaranya Forum Komunikasi Winongo Asri, Pemerti Code, Forum Komunikasi DAS Gajahwong, Komunitas Kali Tambak Bayan, Kali Gawe, Boyong, Kali Kuning, Kali Trasi, Kali Oyo, Kali Opak Kali Belik dan Kali Bedog.
Sedangkan, komunitas luar DIY di antaranya Komunitas Ciliwung, Komunitas Citarum, Ecoton dan Streng Kali Surabaya, Kali Pepe Solo dan masih banyak lagi. Berbagai kelompok itu lahir secara mandiri dari swadaya masyarakat.
Selain itu, Jambore Sungai Indonesia 2017 akan mengundang berbagai pemangku kebijakan baik dari akademisi, pengusaha, komunitas dan tentu pemerintah. Karenanya, diharapkan jambore dapat dihadiri setidaknya Kementerian PU dan PR, serta Kementerian LHK.
"Diselenggarakan 26-27 Agustus 2017, dan akan mengikutsertakan anak-anak SMA/SMK/MA se-DIY untuk turun langsung ke sungai, ada pula seminar dan lokakarya yang kita balut seperti pramuka tapi materinya mengenai mitigasi sungai dan sebagainya," ujar Azam.
Untuk itu, selain di Jogja National Museum, kegiatan akan digelar di Bumi Perkemahan Ambarbinangun Kasihan Bantul. Tidak tanggung-tanggung, sebanyak 250 siswa se-DIY dari Sleman, Bantul, Gunung Kidul, Kulonprogo dan Kota Yogyakarta, ditargetkan berpartisipasi.
Sekolah Sungai akan dilakukan di Bumi Perkemahan Ambarbinangun dan Sungai Bedog pada 26 Agustus 2017, dilanjutkan One Day River pada 27 Agustus 2017. Selain itu, 100 karang taruna se-DIY akan diberi pelatihan asesmen penilaian kualitas sungai.
Rencananya, mereka akan dibawa terjun ke sungai langsung untuk melakukan pendataan sampah, mengetahui ekosistem sungai dan banyak lagi. Kegiatan ini diharapkan dapat memberi pemahaman pentingnya sungai kepada semua elemen, terutama pemerintah. "Harapannya, kepingin aksi-aksi di dunia persungaian untuk pelestarian sungai bisa didengar pemangku kebijakan," kata Azam.