REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -– Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Silaturrahmi Lembaga Dakwah Kampus Solo Raya melakukan aksi solidaritas penggalangan dana untuk muslim Rohingya, Myanmar.
Penggalangan dana tersebut dilakukan di tengah-tengah kerumunan warga yang berolahraga di Car Free Day Solo pada Ahad (27/11) siang. Mereka berjalan kaki dari Pertigaan Geladak hingga Purwosari.
Ketua Koordinasi penggalangan dana FSLDK Solo Raya, Alvi Suryani Yusuf mengatakan tragedi kemanusiaan yang terjadi khususnya pada muslim Myanmar menjadi alasan pengumpulan dana tersebut. Sebab itu dirinya mengajak warga Solo berempati dan membantu dalam pengumpulan dana tersebut.
“Kami ingin suarakan kepada teman-teman disini bahawa ada saudara kita di sana (Myanmar), diusir, diperkosa, mereka kelaparan karena tidak ada makanan, terjadi kekerasan,” tutur Alvi.
Selain melakukan penggalanga dana, jelas dia, FLSDK bersama Forum Rohis SMA se-Solo Raya juga telah membuat petisi berisi kecaman terhadap kekerasan dan pelanggaran HAM di Myanmar. Dalam petisi tersebut, kata dia, mendesak pemerintah Myanmar menghentikan segala bentuk kekerasan terhadap muslim Rohingya.
Selain itu mendesak Presiden Joko Widodo untuk menghentikan hubungan diplomatis dengan Myanmar jika kekerasan terhadap muslim Rohingya terus terjadi. “Petisi ini sedang disebar, nanti ditandatangani minimal seribu orang agar kuat. Kita terus komit, sampai kekerasan di sana dihentikan,” kata dia.
Lebih lanjut dia menilai, saat ini masyarakat umumnya pelajar di Indonesia apatis terhadap peritiwa atau kasus-kasus kemanusiaan dunia. Sebab itu dalam penggalangan dana tersebut, mereka pun melakukan diskusi untuk menyampaikan informasi tentang kasus yang terjadi di Myanmar.
Sementara itu Alvi mengaku tak menarget dana bantuan untuk di kirim ke Myanmar. Hasil penggalangan dana tersebut nantinya akan digabungkan bersama komunitas dan organisasi yang melakukan penggalanan dana serupa.
“Kami koordinasi dengan PKPU, nanti kami akan mengirim kebutuahan untuk warga di sana (Myanmar) barik obat-obatan, makanan, pakaian dan sebagainya. Pada intinya kami ingin mengajak warga untuk peka, cerdas tentang apa yang terjadi di sana,” tuturnya.