Senin 28 Nov 2016 15:16 WIB

Aksi 2 Desember Dipindah ke Lapangan Monas demi Keselamatan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ani Nursalikah
Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan GNPF-MUI menggelar jumpa pers di Kantor MUI, Jakarta, Senin (28/11).
Foto: Republika/Mabruroh
Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan GNPF-MUI menggelar jumpa pers di Kantor MUI, Jakarta, Senin (28/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi Bela Islam III yang semula akan digelar di Bundaran HI batal dilaksanakan. Aksi pada 2 Desember mendatang dipindahkan ke Lapangan Monas dengan pertimbangan keselamatan peserta aksi.

Ketua Dewan Penasihat Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI Habib Rizieq Shihab menjelaskan GNPF semula bertahan aksi tetap di Bundaran HI karena belajar dari Aksi 4 November, Masjid Istiqlal tidak menampung. Bahaya bila bubar shalat, peserta lalu melewati pintu dan terjadi penyempitan kemudian bergabung dengan masyarakat di luar yang juga ramai sehingga ada yang jatuh dan terinjak.

''Ini bahaya. Keselamatan peserta aksi adalah hal utama. GNPF menolak kalau itu terulang,'' kata Habib Rizieq dalam Konferensi Pers bersama Polri terkait Aksi 2 Desemeber (212) di Kantor MUI, Senin (28/11).

GNPF lalu melihat Jalan Sudirman-Thamrin sebagai ruang terbuka, mudah diakses, lebih aman, dan mobilisasi medis, logistik dan keamanan bisa leluasa bergerak. Di Istiqlal hal itu sulit. ''Kami jelaskan itu ke Polri. Bukan keras kepala, tapi karena keselamatan,'' kata Habib Rizieq.

Polri kemudian menawarkan Monas. GNPF lalu mempertimbangkan kemudahan diakses. GNPF lalu sepakat, bila di Monas, semua pintu dibuka plus dibuat darurat untuk medis dan logistik. Juga harus tersedia pokso medis, logistik, toilet, dan tempat wudhu.

GNPF apresiasi MUI dan Polri yang membuka akses dialog sehingga ada win-win solution. Akan ada tim teknis gabungan Polri dengan laskar-laskar untuk menyiapkan aneka fasilitas seperti arah kiblat, mimbar dan shaf. Juga membuka semua pintu Monas dan pintu darurat, menyediakan posko medis dan toilet, tempatkan satgas GNPF dari berbagai laskar di sejumlah perempatan untuk menyambut umat yang datang dan mengarahkan ke lokasi pelaksanaan shalat Jumat.

Bila Lapangan Monas tidak cukup, tim teknis juga akan mengatur shaf di lokasi yang ditentukan Polri. ''Kami juga punya kewajiban mengatur peserta aksi dari luar Muslim. Karena aksi 4 November juga didatangi non-Muslim,'' kata Habib Rizieq.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement