REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sersan Satu Bayu Sadeli Putra gugur dalam peristiwa kecelakaan jatuhnya Helikopter jenis Bell 412 milik TNI AD di Pegunungan Malinu Tarakan Kalimantan Utara. Istri Sertu Bayu Sadeli, Rahmita Dewi, mengaku siap dengan segala kemungkinan yang menimpa suaminya.
Sambil menahan tangis, Rahmita menceritakan, dua hari sebelum kejadian Sersan Satu Bayu Sadeli Putra sempat menyampaikan permintaan maaf lewat sambungan telepon dan memintanya untuk menjaga kedua buah hatinya yang masih berusia empat dan lima tahun.
"Dua hari sebelum kejadian itu suami telpon, minta maaf, saya bilang mas nggak punya salah, nggak usah minta maaf, tapi dia keukeh minta maaf. Terus dia nitip ke saya, tolong jaga anak-anak," ujar Rahmita Dewi di rumah duka, Senin (28/11).
Rahmita dan kedua anaknya tinggal di Kampung Lokomotif, Kelurahan Kaliabang Tengah, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi. Ia menuturkan, suaminya sudah bertugas selama empat bulan di sana. Terakhir kali, sang suami pulang pada Juli 2016, saat menunggu kelahiran anak kedua mereka.
"Saya sudah ikhlas dengan segala kemungkinan yang terjadi," ujar Rahmita. Sebelumnya, helikopter jenis Bell 412 milik TNI AD yang ditumpangi lima prajurit TNI ditemukan jatuh di daerah pegunungan Malinau. Helikopter ini sedianya bertugas mengirim logistik pasukan di perbatasan.
Lokasi jatuhnya heli berada di hutan di pegunungan yang berjarak sekitar lima kilometer dari Desa Long Sulit, Kecamatan Mentarang Hulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Kontak terakhir dengan Malinau Tower terjadi pada Kamis, 24 November 2016 pukul 11.29 WITA.