Rabu 30 Nov 2016 15:59 WIB

Presiden: Sedih Kalau Dengan Impor Pangan

Petani memanen jagung di Kendal, Jawa Tengah.
Foto: Antara/ Harviyan Perdana Putra
Petani memanen jagung di Kendal, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menyatakan kesedihannya jika mendengar laporan Indonesia masih melakukan impor pangan. Menurutnya, beberapa pangan yang harusnya bisa ditanam Indonesia, tapi masih diimpor, di antaranya buah, jagung, beras.

"Saya kalau dengar yang namanya impor pangan, itu sedih banget," kata Presiden saat acara pemberian penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara di Istana Negara Jakarta, Rabu (30/11).

 

"Beras impor, tapi tahun ini, tadi Pak Menteri Pertanian bilang sudah nggak impor, sudah. Jagung dulu masih impor 3,2 juta ton sekarang sudah turun anjlok 60 persen, bagus," kata Presiden.

Presiden mengungkapkan untuk jagung, pada 2018 telah dijanjikan Menteri Pertanian Amran Andi Sulaiman tidak akan impor kembali. "(Tahun) 2018 Udah nggak impor jagung. Janji pak menteri (pertanian) dengan saya, saksinya bapak-ibu semua, tapi harus didukung bapak ibu semuanya juga," kata Presiden.

Jokowi juga mengatakan, bahwa pemerintah akan terus meningkatkan dana desa hingga Rp 120 triliun pada 2018 guna mendukung ketahanan pangan nasional. Presiden berharap, dana desa ini bisa digunakan untuk membangun irigasi, embung-embung yang bisa sebagai kantong air sehingga bisa meningkatkan produksi pangan nasional.

Jokowi menegaskan, bahwa kecukupan pangan Indonesia ini hanya masalah niat dari pemangku kepentingan untuk mewujudkannya. Untuk itu, Presiden meminta tidak ingin ada laporan lagi masalah impor pangan karena sumber daya alam Indonesia mampu memproduksinya.

"Jangan sampai jagung import lah, buah import, kedelai masih import, garam masih impor, masa sih kita ngak bisa memproduksi itu. sumber daya alam kita, tanah kita semuanya sangat mendukung untuk berproduksi dan bisa bersaing dengan negara lain," katanya.

Jokowi meminta pemerintah pusat, pemerintah daerah sampai kepala desa, penyuluh, peneliti, petani secara bersama-sama untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional. Presiden meminta pada tahun depan untuk fokus membangun embung, waduk sebanyak-banyaknya guna membuat penyimpanan air guna mendukung produksi pangan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement