REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Ratusan nelayan dan istrinya di Kabupaten Indramayu mengikuti kegiatan konseling dan pemeriksaan HIV/AIDS voluntary counselling test (VCT), Kamis (1/12). Nelayan merupakan salah satu kelompok yang berisiko tinggi terinfeksi HIV/AIDS.
Para peserta konseling dan tes VCT itu secara sukarela mendatangi KPL Mina Sumiitra, Desa Karangsong, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, yang menjadi tempat pelaksanaan kegiatan tersebut. Setelah dilakukan konseling dan edukasi, mereka diambil darahnya untuk diperiksa.
Pihak Dinas Kesehatan dan Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Indramayu sengaja mendatangkan layanan tes VCT dari Puskesmas Margadadi, Puskesmas Jatibarang dan Puskesmas Karangampel, ke lokasi tersebut. Para peserta bisa langsung mengetahui hasil pemeriksaan itu. "Potenis penularan (HIV/AIDS) pada nelayan cukup besar karena mereka kan mobile," ujar Pengelola Program KPA Kabupaten Indramayu, Nurfadilah, saat ditemui di sela kegiatan tersebut.
Nurfadilah menjelaskan, telah melakukan pemetaan terhadap para nelayan. Hasilnya, ada nelayan yang melaut selama satu minggu, dua minggu, satu bulan hingga dua bulan. Mereka pun kerap singgah ke pelabuhan-pelabuhan kecil.
Saat tinggal jauh dari pasangannya itulah, perilaku nelayan berisiko mengarah pada heteroseksual. Ketika nelayan pulang dan berhubungan dengan istrinya, maka istri mereka ikut berisiko tertular virus HIV yang dibawa suaminya.
Kabid Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Sri Nafsiyah menambahkan, ada dua populasi yang menjadi sasaran penanggulangan HIV/AIDS. Yakni populasi kunci dan populasi sasaran. Nafsiyah menjelaskan, pihaknya akan terus berupa menemukan populasi kunci karena mereka bisa menjadi sumber penularan. Adapun populasi kunci itu di antaranya adalah wanita penjaja seks, waria dan laki-laki berisiko tinggi (yang kerap bergonta-ganti pasangan).
"Semakin kita gencar melakukan tes HIV, semakin banyak kasus yang kita temukan," terang Nafsiyah. Nafsiyah menyebutkan, jumlah total kasus HIV/AIDS di Kabupaten Indramayu sejak 1993 hingga Juni 2016 tercatat ada 2.320 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 1.347 kasus sudah berupa AIDS dengan korban meninggalnya mencapai 254 orang.
Sementara itu, untuk kasus baru HIV/AIDS yang tercatat sejak Januari hingga Juni 2016, ada 240 kasus. Sedangkan kasus baru HIV AIDS yang tercatat sepanjang 2015 sebanyak kurang lebih 390 kasus. "Kasus HIV AIDS di Indramayu ini tinggi, dan menempati urutan nomor tiga tertinggi di Jabar," kata Nafsiyah.
Nafsiyah menerangkan, penyebaran HIV/AIDS di Kabupaten Indamayu selama ini penyebab utamanya adalah heteroseksual (bergonta-ganti pasangan). Sedangkan korbannya didominasi ibu rumah tangga yang tertular oleh suaminya yang heteroseksual.