REPUBLIKA.CO.ID, Nicki Minaj membuat marah penggemarnya dan masyarakat yang peduli terhadap kesehatan mental. Kemarahan bermula ketika ia mengunggah video yang mengejek seorang wanita di Miami.
Dalam video yang diunggahnya Senin (5/12), Minaj mengambil gambar seorang wanita di luar toko. Sang wanita berteriak ke sesuatu ke Nicki. Mungkin karena tidak mendengarnya denngan jelas, Nicki bertanya apa yang dikatakannya. Nicki terus mengambil video sambil terdengar menertawakan perempuan itu.
Komentar di bawah video yang diunggahnya lalu bermunculan. Mereka mengkritik Nicki yang dipandang tidak sensitif terhadap kondisi wanita itu. Salah satu komentar menyebut bahwa perempuan yang diejek Nicki memiliki masalah kesehatan mental.
Penggemarnya berkomentar mengapa Nicki sampai perlu mengunggah kejadian seperti itu di media sosial. "Tidak keren. Anda duduk di limo bagus dan menurunkan jendela ke bawah untuk mengolok-olok orang yang kurang beruntung. Penyakit mental adalah masalah nyata. Anda tidak mengolok-olok seseorang yang memiliki kanker. Tapi agaknya keren untuk melakukannya ke seseorang yang mungkin menderita penyakit mental. Menggunakan platform Anda untuk berbuat kebaikan."
Perwakilan Aliansi Nasional Penyakit Mental Miami mengatakan apakah perempuan di video itu menderita masalah kesehatan mental atau tidak, penting bagi semua orang memahami sifat penyakit mental dan gejalanya. Agar bisa memberikan perawatan yang penuh kasih sayang.
Mereka menambahkan, selebritas seharusnya menggunakan pengaruh mereka di kalangan anak muda dengan cara positif untuk menggugah kesadaran terhadap isu seputar penyakit mental. Aliansi menyebut penyakit mental tak ubahnya penyakit lain. Untungnya semakin banyak selebritas yang mau memperjuangkan isu kesehatan mental dan menciptakan empati di masyarakat. Termasuk membangun sikap positif menaungi penderita penyakit mental dari ejekan dan penggambaran stereotipe yang umum.
Perwakilan Nicki Minaj belum memberikan komentarnya tentang masalah ini, dikutip dari Fox News.
Ikuti Whatsapp Channel Republika