REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) memastikan pelaku penganiayaan terhadap pelajar SDN 5 Sabu hanya seorang. Kendati hingga saat ini Polda NTT masih mendalami motif tersangka melakukan penganiayaan terhadap pelajar pada Selasa (13/12) lalu.
"Untuk pelaku, saya berani pastikan pelaku hanya satu dari hasil penyelidikan," kata Kabid Humas Polda NTT, AKBP Jules Abraham Abast saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (14/12).
Ia menyebut, kasus penganiayaan yang menimpa pelajar tersebut, murni kriminal. Ia membantah informasi yang beredar di media sosial yang menyebut penganiayaan berhubungan dengan kasus teroris atau ISIS. "Ini murni kriminal, pelaku hanya satu orang," ujarnya.
Hingga saat ini, ia mengatakan, penyidik masih mendalami kasus penganiayaan untuk mengungkap motif. Ia menyayangkan aksi anarkistis yang dilakukan masyarakat sehingga menyebabkan pelaku meninggal. "Motif belum ketahuan. Selain itu pelaku saja meninggal akibat pelemparan batu massa," katanya.
Pascaaksi penganiayaan, ia melanjutkan, sejumlah pedagang yang berada dekat dengan tempat kejadian perkara (TKP) meminta pengamanan kepada aparat kepolisian. "Mereka takut menjadi sasaran massa yang tak tahu apa-apa, sehingga mereka minta pengamanan," jelasnya.
Ia membantah kabar yang menyebut pelaku aksi penganiayaan berjumlah tujuh orang. Ia mengatakan, kepolisian hanya meminta keterangan terhadap tujuh orang pedagang yang sempat diamankan. "Ketujuh orang ini tak ada kaitan dengan pelaku, baik dari daerah asal pelaku dari Jawa Barat (Jabar), sedangkan para pedagang ini dari Sulawesi," ucapnya.