REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Material berpengaruh terhadap ketahanan suatu bangunan. Begitu pula untuk daerah-daerah yang rawan gempa memiliki karakteristik bangunan khusus. Seperti apa bangunan yang cocok untuk rumah di Kabupaten Pidie Jaya pascagempa? Guru Besar bidang Rekayasa Struktur Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB), Iswandi Imran mengatakan tidak mempermasalahkan penggunaan material beton, baja, ataupun kayu dalam pembangunan gedung atau rumah kedepan pasca gempa di Kabupaten Pidie Jaya Aceh beberapa waktu lalu.
Sebab, menurutnya, masing-masing jenis bahan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. "Di daerah sana (sering) gempa besar, mau pakai baja, beton nggak ada masalah atau pakai kayu. Masing-masing jenis bahan tadi ada kelebihan dan kekurangan," ujarnya kepada Republika.co.id saat dihubungi, Rabu (14/12).
Menurutnya, kebanyakan bahan material bangunan yang roboh akibat gempa di Pidie Jaya, Aceh merupakan beton bertulang. Dimana, beton relatif berat dan jika terjadi gempa maka kontribusinya besar (roboh). Ia menuturkan, bahan yang banyak dan populer digunakan di Indonesia dalam pembangunan bangunan adalah beton. Padahal beton terbilang gampang pecah atau getas.
"Jadi beton itu secara natural sifatnya getas supaya tidak getas maka beton harus diikat ada tulangan cincin," katanya.
Dirinya mengatakan bahan beton tidak kuat jika menahan tarik. Oleh karena itu, biasanya untuk membantu beton menahan tarik maka ditambah tulangan. Namun, yang menjadi masalah adalah tulangan harus ditanam dengan baik agar bisa menahan tarik.
"Ini yang kadang juga alfa. Panjang pengaturan tulangan ini kurang. (Beton) menahan gravitasi bisa bertahan menahan goncangan sedikit tidak bisa," katanya.
Iswandi mengatakan beton juga harus diberi tulangan pengekang. Namun, melihat gedung-gedung yang roboh di Pidie Jaya Aceh maka dua hal tersebut belum banyak diterapkan dengan baik.
"Kenyataan dilapangan balok lebih besar dari batang tegaknya. Malah balok lebih kuat dari kolom. Harusnya nggak boleh. Ada konsep yang belum diterapkan. Sekarang sudah ada standar internasional Indonesia menjadi petunjuk untuk perencana baik beton bertulang supaya bisa tahan gempa," katanya.