REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina mengharapkan Myanmar memastikan perdamaian dan ketenangan di perbatasannya serta menjamin tidak ada peluru mengarah ke wilayahnya, kata Kementerian Pertahanan, Rabu (14/12).
Permintaan itu dibuat setelah seorang komandan senior militer Cina mengunjungi Myanmar pada pekan ini. Rangkaian serangan anggota bersenjata suku tertentu terhadap pasukan keamanan Myanmar pada bulan lalu menyebabkan ribuan orang mengungsi ke Cina.
Sejumlah peluru dan granat dikabarkan turut menyebabkan beberapa bangunan rusak ringan. Kementerian Pertahanan Cina mengatakan dalam kunjungan empat hari sejak Ahad, Zhao Zongqi, komandan militer distrik barat, Cina menemui pejabat militer Myanmar.
"Cina prihatin terhadap konflik bersenjata di Myanmar Utara yang melukai penduduk di perbatasan, kami berharap Myanmar dapat meningkatkan pengelolaan perbatasan, mencegah peluru masuk ke Cina dan menjaga perdamaian serta stabilitas di perbatasan," katanya.
Myanmar menjawab akan mengatasi isu di perbatasan itu serta menjamin stabilitas demi mencegah kemungkinan warga Cina terluka. Kerusuhan itu dianggap sebagai pukulan telak bagi tujuan utama pimpinan Myanmar, Aung San Suu Kyi berdamai dengan kelompok minoritas.
Sisi lain, Cina khawatir konflik itu akan meluas ke wilayahnya sebagaimana yang terjadi tahun lalu hingga menewaskan lima warganya. Cina terlibat dalam perundingan perdamaian. Menteri luar negerinya, Wang Yi, yang berbicara ke perwakilan dari Myanmar pada bulan lalu, menyatakan Cina siap menjalani peran membangun.