Kamis 15 Dec 2016 18:11 WIB

Si Bayu Selamatkan Ibu dan Bayi Indramayu

Wakil Bupati Indramayu H.Supendi melihat paparan program Si Bayu
Foto: dok. Humas Indramayu
Wakil Bupati Indramayu H.Supendi melihat paparan program Si Bayu

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Masih tingginya angka kematian ibu (AKI) dan bayi (AKB) di Kabupaten Indramayu membuat semua pihak harus terus berkomitmen untuk menekan laju tersebut. Pemkab Indramayu mencanangkan 'Si Bayu' yaitu suatu gerakan untuk selamatkan ibu dan bayi Indramayu yang berlangsung di Pendopo Indramayu, Kamis (15/12).

Kabupaten Indramayu mempunyai jumlah persalinan yang tinggi, yaitu sekitar 60 ribu persalinan selama kurun waktu 2015-2016. Banyaknya persalinan tersebut berisiko terhadap angka kematian yang tinggi juga. Untuk itu, Pemkab Indramayu menjadikan kesehatan sebagai perioritas dalam pembangunannya.

Untuk mendukung upaya tersebut, terus dilakukan inisiasi dengan pertemuan yang dilakukan terus menerus antara Dinas Kesehatan bersama camat dan kuwua untuk mendukung penyelematan ibu dan bayi baru lahir. Wakil Bupati Indramayu H Supendi menjelaskan, Si Bayu ini merupakan kelanjutan dari program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) yang dilaksanakan dengan pendampingan penuh di 8 Puskesmas PONED dan 3 Rumah Sakit (RS PMC, RSUD MA Sentot, RSUD Indramayu).

Selama 1,5 tahun program EMAS dilaksanakan, Indramayu telah mencapai standar kinerja klinis dan rujukan yang signifikan. Rata-rata kinerja klinis rumah sakit meningkat dari sebelumnya sebesar 22 persen di tahun 2015 menjadi 65 persen di tahun 2016. Demikian pula dengan rata-rata kinerja Puskesmas yang menunjukan peningkatan kinerja dari 14 persen menjadi 86 persen di tahun 2016 ini.

Dikatakan Supendi, program EMAS dan kini Si Bayu dalam aplikasinya juga menyasar pada perbaikan kualitas rujukan pasien melaui penggunaan Sistem Informasi Rujukan Ibu dan Anak Indramayu (Si Irma Ayu) yang telah diluncurkan oleh Bupati Indramayu pada Mei 2015 lalu. Selain itu, untuk terus menekan kematian ibu dan bayi, Pemkiab Indramayu juga telah membentuk Forum Masyarakat Madani Dharma Ibu dan Bayi (FMM DHIBA) pada Juni 2015 yang merupakan gabungan dari 15 organisasi kemasyarakatan yang tersebar di 8 kecamatan dan 62 desa.

 “Forum ini bertugas mengedukasi ibu hamil di lingkungannya, tercatat sudah sebanyak 1.878 ibu hamil beresiko tinggi telah didampingi oleh anggota forum ini, ” kata Supendi dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, hari ini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement