REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Polisi Turki menahan enam orang atas insiden penembakan Duta Besar Rusia Andrey Karlov di Ankara, Senin (19/12). Keenam orang itu di antaranya ayah, ibu, saudara perempuan, dua kerabat, dan teman sekamar dari pelaku penembakan yang diketahui bernama Mevlut Mert Altintas.
Keluarga dan kerabat Altintas dibekuk di Provinsi Aydin. Sementara teman sekamarnya dibekuk di Ankara. Altintas sendiri yang merupakan perwira polisi, tewas dalam baku tembak dengan petugas kepolisian.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, aksi penembakan itu merupakan bentuk terorisme. Di balik insiden itu, menteri luar negeri kedua negara juga sedang berupaya memerangi terorisme.
Menteri Luar Negeri Rusia, Turki, dan Iran dijadwalkan akan bertemu di Moskow Selasa (20/12), untuk membahas krisis di Suriah. Delegasi Rusia juga akan tiba di Ankara untuk melakukan penyelidikan terkait serangan terhadap dubesnya.
Baca juga, Ini Detik-Detik Penembakan Dubes Rusia.
Seorang pejabat keamanan Turki mengatakan, ada tanda-tanda yang sangat kuat, pria bersenjata itu berafiliasi dengan jaringan ulama berbasis di AS, Fethullah Gulen. Gulen diduga mengatur kudeta yang gagal terhadap Pemerintah Turki pada Juli lalu.
Erdogan mengecam Gulen sebagai teroris. Namun sejumlah pihak membantah tuduhan itu dan juga membantah telah terlibat dalam pembunuhan itu.